Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Penembak di Papua Lakukan Gerilya

Kompas.com - 26/10/2011, 13:32 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penelusuran terhadap kelompok sipil bersenjata yang melakukan penyerangan terhadap kepolisian dan sejumlah warga pendatang di Papua.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, indikasi sementara menunjukkan bahwa para pelaku tergabung dalam beberapa kelompok dengan jumlah lebih kurang 30 orang.

Kepolisian, kata Anton, tidak mudah menelusurinya karena mereka bergerak secara gerilya. Kelompok-kelompok ini diidentifikasi sering mengacaukan keamanan di wilayah Papua.

"Mereka setelah melakukan penembakan langsung melarikan diri, ada juga yang langsung merampas senjata anggota. Melakukan gerilya. Mereka lari ke hutan-hutan dan itu kan daerahnya bukit-bukit. Pasukan kita sedang mengejar saat ini," ujar Anton di Balai Media Mabes Polri, Rabu (26/10/2011).

Saat ini, menurut Anton, petugas juga masih terus mencari penembak mobil patroli di wilayah Freeport yang terjadi pada 00.15 WIT di Mile 35 Jalan Tembagapura. Diduga, pelaku saat itu berjumlah tiga orang.

Indikasi menunjukkan penyerangan dilakukan menggunakan senjata laras panjang. "Setelah melakukan penembakan malam tadi, mereka langsung melarikan diri. Tidak ada korban jiwa. Ada lima orang di dalam mobil, tetapi yang kena adalah kaca mobil bagian belakang," urainya.

Akibat gerakan gerilya yang dilakukan para pelaku, kata Anton, situasi di tempat kejadian dan wilayah Puncak Jaya masih dalam taraf waspada. Ia meminta para pengendara berhati-hati karena pelaku penyerang bisa datang tiba-tiba dari arah mana saja. Ia berharap, tambahan pasukan Polri, yaitu sebanyak 170 personel Brimob dari Mako Kelapa Dua, Depok, dan pasukan dari Kalimantan Timur sebanyak 110 orang ke Papua, akan membantu pengamanan dan pencarian para pelaku.

"Masih kami kejar pelakunya. Semoga dengan tambahan pasukan anggota Brimob, kita bisa segera tanggulangi situasi di sana," ucapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com