Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Hanya Ingin Amankan Jabatannya sampai 2014

Kompas.com - 26/10/2011, 07:32 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai hanya bertujuan untuk mengamankan jabatannya sampai periode kepresidenannya berakhir pada 2014. Pengangkatan wakil menteri yang kemudian justru mengesankan gemuknya kabinet dilihat sebagai upaya Presiden untuk mengimbangi pencitraan para menterinya yang berasal dari partai politik dalam menghadapi pemilu 2014.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Ode Ida dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (25/10/2011). "Sebetulnya reshuffle dalam perspektif yang kritis bertentangan dengan harapan rakyat. Gemuknya kabinet pada sisi yang lain harus dilihat sebagai kekhawatiran SBY akan kemampuan para menteri menjadikan dirinya tercitrakan lebih baik dalam menghadapi suksesi 2014.

Kabinet ini akan bekerja tiga tahun, tapi paling efektif bekerja satu setengah tahun, sisanya disibukan oleh kampanye. SBY akan diabaikan para menterinya yang mencoba mengamankan diri dan partainya menghadapi 2014.

Reshuffle tidak akan membuahkan apa-apa bagi rakyat," kata La Ode. La Ode mengaku tak percaya jika alasan perombakan kabinet agar Presiden memiliki pembantu yang lebih profesional.

Dia mengaku mendapat informasi ada seorang duta besar yang hendak dijadikan menteri lingkungan hidup. "Namun saat sang dubes meminta pos kementerian lain karena yang bersangkutan tak memiliki latar belakang itu, akhirnya dia tak jadi menteri. Yang mau saya katakan, pada waktu audisi calon menteri itu sebenarnya tak pernah dihitung latar belakang profesionalisme tugasnya. Yang dihitung pertimbangan politik semata. Tidak ada kaitan dengan bidang tugas. Kalau manajerial saya kira semua menteri bisa. Tetapi profesionalisme, tidak menjadi pertimbangan," katanya.

La Ode mencontohkan pencopotan Fadel Muhammad dari jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan. Menurut dia, pencopotan tersebut masih menyisakan banyak alasan.

"Saat Presiden dituding berbohong oleh para tokoh lintas agama, Fadel adalah salah satu menteri yang membela Istana. Kebijakan Fadel melarang impor garam saat menjadi menteri saat itu dinilai prorakyat. Tetapi akhirnya dia dicopot juga. Jadi, jasa Fadel membela Istana tak pernah dihitung, demikian juga jasa dia mengegolkan program prorakyat tak pernah ditakar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

    Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

    Nasional
    Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

    Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

    Nasional
    Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

    Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

    Nasional
    Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

    Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

    Nasional
    Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

    Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

    Nasional
    Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

    Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

    Nasional
    Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

    Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

    Nasional
    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

    Nasional
    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

    Nasional
    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Nasional
    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Nasional
    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Nasional
    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    Nasional
    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com