Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabinet Baru Tak Cerminkan Harapan Rakyat

Kompas.com - 25/10/2011, 14:19 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perombakan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai berlawanan dengan harapan rakyat. Perombakan kabinet tersebut hanya membuat sistem kabinet bertambah gemuk dengan daya sedot anggaran yang besar bagi para elite dan tidak untuk rakyat. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Laode Ida dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (25/10/2011).

Menurut Laode, dengan pengangkatan wakil menteri dan menteri-menteri yang telah dilakukan Presiden SBY, hal itu tidak akan bisa berjalan efektif untuk menyejahterakan rakyat.

"Implikasinya sederhana saja. Dengan adanya wakil menteri yang harus bekerja sama dengan menteri, hal itu pasti akan membuat anggaran negara kian tersedot ke atas, bukan ke bawah. Padahal, harapan rakyat saat ini, paling tidak, posisi kementerian bisa lebih profesional dan terarah dalam menjalankan agenda untuk rakyat," ujar Laode.

Laode menilai, pengangkatan wakil menteri merupakan tindakan menetralkan para menteri dari partai politik. Ia menilai, kabinet pasca-perombakan ini menggambarkan upaya Presiden yang ingin tetap bertahan pada posisi aman, juga bagi para kelompok koalisi pendukung pemerintahannya, hingga 2014.

"Meskipun tidak semuanya, sampai saat ini masih ada pengangkatan menteri yang tidak seusai dengan bidangnya. Itu artinya profesionalisme itu tidak dijadikan pertimbangan dalam reshuffle (perombakan kabinet) ini. Kabinet masih jauh dari nilai-nilai yang diharapkan rakyat. Meskipun ada, itu hanya di beberapa bidang tertentu," katanya.

Lebih lanjut, dikatakan Laode, dengan waktu satu setengah tahun efektif di sisa tiga tahun pemerintahannya, kondisi itu akan menjadikan pekerjaan yang berat bagi para menteri dan wakil menteri pasca-perombakan. Sisa satu setengah tahun ke depan, diprediksi banyak manuver dari partai-partai politik menyambut Pemilu 2014.

"Kalau sudah seperti itu, sudah pasti banyak pula menteri yang akan mengabaikan Presiden SBY karena menjalankan agenda dari partai politiknya. Jadi, pekerjaan berat bagi kabinet hasil reshuffle ini untuk bisa berbuat apa-apa di sisa masa pemerintahan ini," kata Laode.

Sementara itu, mantan aktivis 77/78, Indro Tjahjono, mengatakan, kabinet pasca-perombakan kali ini merepresentasikan subkultur politik Indonesia. Menurutnya, sistem politik berbagi "rezeki" hingga saat ini masih sulit dihilangkan dalam sistem pemerintahan Indonesia sehingga terkesan bahwa rakyat menjadi prioritas nomor dua bagi pemerintahan.

"Sebenarnya, hanya ada sekali Zeken Kabinet yang profesional dalam sejarah pemerintahan Indonesia, yaitu Kabinet Juanda. Namun, kabinet itu pun tidak bisa bertahan lama karena fungsi kabinet untuk merepresentasikan kekuasaan orang-orang yang menang. Ini yang sulit dihilangkan dari dulu," kata Indro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com