Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Banyak Indikasi Pelanggaran HAM di Papua

Kompas.com - 24/10/2011, 16:57 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan banyak indikasi pelanggaran HAM di Papua. Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM Nurkholis mengatakan, penemuan indikasi tersebut sesuai dengan aduan-aduan masyarakat Papua, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah PT Freeport Indonesia, Timika, Papua.

"Dari seluruh peristiwa yang terjadi sebagian umumnya mencoba mengindentifikasikan hak-hak yang perlu ditegakkan, terutama indikasi suasana tidak nyaman. Dan yang mencolok adalah hak atas hidup, yang sampai 2011 sudah ada 11 korban yang meninggal. Memang ada banyak dugaan indikasi pelanggaran HAM hak untuk hidup sesuai UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia di sana," ujar Nurkholis di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (24/10/2011).

Dikatakan Nurkholis, indikasi pelanggaran tersebut sering ditemukan dalam bentuk penyiksaan luka berat maupun ringan. Bahkan, kata Nurkholis, bentuk pelanggaran tersebut juga telah masuk ke dalam ranah pelanggaran hak atas pendidikan dan dugaan kekerasan terhadap perempuan.

"Namun dari dugaan pelanggaran HAM di tersebut, kami akan mengkerucutkan terhadap pemulihan keamanan di Papua di samping terus menangani pelanggaran HAM utama tersebut. Dan tim kemarin malam sudah berangkat ke Papua, untuk menginvestigasikan berbagai persoalan di sana," jelas Nurcholis.

Lebih lanjut, Nurkholis mengatakan, Komnas HAM akan melibatkan pihak kepolisian dan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Menurutnya, persoalan kekerasan di Papua merupakan salah satu dari tiga prioritas agenda Komnas HAM, yakni pelanggaran HAM berat di masa lalu, dan konflik agraria.

"Komnas HAM akan terus mengawal pengungkapan pelaku, dan terus memonitor terhadap proses yang sedang berjalan, proses mediasi terkait tuntuan karyawan Freeport. Nah ini ada dua itu, secara paralel akan kita lakukan. Mudah-mudahan proses mediasnya bisa berjalan dengan baik, bisa selesai. Kalau tidak kita harus cari jalan keluarnya solusinya seperti apa," kata Nurkholis.

Sebelumnya, hari ini Komnas HAM menerima aduan dari beberapa perwakilan masyarakat Papua dan keluarga korban penembakan di PT Freeport Indonesia di Timika. Solihin, salah satu pemimpin rombongan mengatakan, berbagai kasus kekerasan dan penembakan warga oleh orang tak dikenal Papua, telah menjadikan masyarakat cemas dan khawatir akan keamanan di daerahnya sendiri.

"Kami warga di sana, baik di Timika, Tembaga Pura, Kuala Kencana, dan Banti sudah tidak ada lagi rasa nyaman. Kami selalu diteror setiap hari. Berbagai tindakan kekerasan kepada warga kami terus terjadi," ujarnya.

Solihin menuturkan, beberapa keluarga korban penembakan tersebut, saat ini juga banyak yang mengalami trauma berkepanjangan. "Dan bukan hanya keluarga korban yang tewas saja. Tetapi juga keluarga korban yang luka-luka. Pasti mereka juga trauma, sehingga hal ini sangat berpengaruh dengan kualitas hidup kami di sana," kata Solihin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com