Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Demo Mahasiswa, Pemerintah Akan Terus Bekerja

Kompas.com - 22/10/2011, 12:20 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan terus bekerja meskipun ada unjuk Rasa yang dilakukan mahasiswa di sejumlah daerah terkait dengan peringatan dua tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, Kamis (20/10/2011) lalu.

Unjuk rasa dinilai bukan sebuah peristiwa istimewa. Di negeri sejuta berkah dengan pawai politik dan kebebasan berbicara, aksi seperti itu merupakan sesuatu yang biasa.

Meski demikian, sosiolog yang kini menjadi Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa di Jakarta, Jumat (21/10/2011) malam lalu kepada Kompas, pemerintah akan tetap menyimak dengan pendirian teguh untuk terus bekerja dan mengendalikan capaian kesejahteraan rakyat secara transparan dan akuntable.

"Tidak ada tanggapan khusus selain meresponnya dengan terus bekerja dan mengendalikan pemerintahan dengan transparan dan akuntable," tutur Daniel. Ia mengaku menyampiakan pesan moral untuk menyikapi aksi ribuan mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di sejumlah universitas antara lain di Jakarta, Surabaya, Bandung, Malang, Jember dan Makassar.

Unjuk rasa yang dilakukan serentak Kamis lalu, mahasiswa menilai pemerintahan SBY-Boediono gagal menyejahterahkan rakyat.

"Unjuk rasa bukan peristiwa istimewa lagi. Ini adalah negeri dengan sejuta berkah di antaranya pawai politik dan unjuk rasa. Di negeri ini, orang juga bebas berbicara dan berteriak. Bahkan, mencaci dan memaki. Kami menyimak semuanya. Namun, dengan pendirian yang kuat. Kami juga tahu mana yang harus didengar atau didengarkan," ujarnya.

Menurut Daniel, nada suara yang menganggu (noice) dan ada suara yang enak didengar (voice). "Justru di zaman yang penuh kebebasan ini, kita harus memastikan bahwa selalu ada makna dalam setiap kata. Kalau kita tidak menjaganya, maka yang terjadi hanya suara gaduh dan keonaran, bukan suara teduh dan kebenaran," tambah dia.

Negeri ini, lanjut Daniel, memerlukan semua yang terbaik dari seluruh komponen bangsa. "Itulah pesan moral dari sebuah kebebasan untuk seluruh orang di negeri ini," kata Daniel lagi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com