Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gita Wirjawan, Nakhoda Baru Kementerian Perdagangan

Kompas.com - 19/10/2011, 10:00 WIB

Hal itu—bagi banyak pengamat—buah dari kesepakatan Indonesia terhadap China dan kawasan ASEAN yang membuka diri sebagai pasar dalam kerangka CAFTA. Perjanjian itu berlaku resiprokal dan semestinya produk Indonesia juga bisa membanjiri pasar masing-masing negara itu.

Kebijakan pembangunan Presiden Yudhoyono yang prorakyat menemui ujian besar setelah gelombang demi gelombang demonstrasi para petani terjadi. Muasalnya sederhana bagi mereka, Indonesia kaya akan sumber daya, tetapi mereka seolah tidak berdaulat lagi di Tanah Air. Di mata peletak kebijakan di tingkat nasional, hal itu tidak sesederhana demikian.

Inilah salah satu hal yang akan dihadapi Gita Wirjawan sebentar lagi sebagai menteri (baru) perdagangan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu hasil perombakan kabinet termutakhir oleh Presiden Susilo Yudhoyono.

Gita Wirjawan menempuh pendidikan S-1 di Amerika Serikat. Ia menyelesaikan kuliahnya di Kennedy School of Government, Harvard University, pada 1992. Ia mengambil jurusan Administrasi Bisnis. Selepas kuliah, ia memulai kariernya dengan bekerja di Citibank. Pada 1999, dia mengambil kuliah S-2 jurusan Administrasi Publik di Harvard University dan lulus pada 2000.

Selesai S-2, ia bekerja di Goldman Sachs Singapura, satu bank yang didirikan Marcus Goldman. Dia bekerja di sana hingga 2004. Pada tahun berikutnya, dia pindah ke ST Telekomunikasi sampai 2006 juga di Singapura, Wirjawan kemudian bekerja di JP Morgan Indonesia sebagai direktur utama dari 2006 hingga 2008

Gita juga pendiri Ancora Foundation, satu yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Organisasi berfokus pada donasi pendidikan untuk pemuda Indonesia ini juga telah membuat beberapa program beasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com