Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: RI Relatif Tahan Krisis

Kompas.com - 18/10/2011, 08:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional menyatakan, Indonesia bersama sejumlah negara lain di Asia relatif tahan terhadap krisis akibat krisis utang Eropa. Hal itu karena rendahnya ketergantungan Indonesia pada aset-aset Eropa dan kuatnya permintaan pasar domestik.

”Kondisi keuangan pemerintah, korporasi, rumah tangga juga relatif baik dengan tingkat utang yang relatif kecil. Cadangan devisa RI juga cukup, ditambah kondisi perbankan yang baik, likuid, serta tetap untung,” kata Senior Resident Representative IMF di Indonesia, Milan Zavadjil, di Jakarta, Senin (17/10/2011).

Krisis perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat, menurut IMF, bakal mengimbas pada perekonomian kawasan Asia dalam bentuk pelambatan pertumbuhan. Indonesia diprediksi akan melambat pertumbuhannya pada tahun 2012 menjadi 6,3 persen dari tahun ini yang diprediksi bisa mencapai 6,4 persen. Pelambatan juga diprediksi menimpa China (dari 9,5 persen ke 9,0 persen), India (7,8 persen ke 7,5 persen), dan Singapura (5,3 persen ke 4,3 persen).

Efek negatif situasi krisis di Eropa dan AS akan terasa di bidang perdagangan dan keuangan. Saat pertumbuhan China melambat, misalnya, maka efek bagi Indonesia akan semakin terasa karena ekspor Indonesia ke China tinggi. Sementara di bidang keuangan, Milan memprediksi volatilitas pasar keuangan Indonesia tidak akan separah kondisi tahun 2008-2009.

”Volatilitas pasar keuangan di Indonesia sejajar dengan kondisi serupa yang terjadi di beberapa negara di Asia lainnya, bahkan di tingkat global. Saat Eropa telah menemukan penyelesaiannya, maka lambat laun investor asing akan kembali lagi ke negeri ini,” kata Milan.

Di tempat terpisah, ekonom Mirza Adityaswara menyatakan, jika nanti di Eropa tercapai kesepakatan penyelesaian masalahnya, yakni dengan melakukan rekapitulasi bank-bank Eropa dan memperbesar Fasilitas Stabilitas Finansial Eropa (EFSF), maka pasar keuangan akan kembali stabil. ”Saat itulah, investor akan melihat dan datang kembali ke Indonesia karena fundamentalnya relatif kuat,” katanya. (BEN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com