"Indeks tindakan radikal tahun ini 20 persen, turun 4,70 persen dibanding tahun lalu, yakni 24,7 persen. Dan penurunan ini menyatakan berkurangnya muslim yang terlibat dalam berbagai aksi radikal," kata Dyah.
Sementara itu, untuk indeks dukungan organisasi radikal, menunjukan dukungan terhadap organisasi radikal pada 2011 sebesar 45,9 persen. Hasil tersebut menurun 3,50 persen jika dibandingkan tahun lalu sebesar 49,4 persen.
"Hasil ini artinya instrumen gerakan radikal semakin tidak didukung. Dengan begitu aktivis-aktivis organisasi radikal dan teroris tidak bisa lagi leluasa menjalankan misinya," jelas Dyah.
Dalam indeks jihadisme, tambah Dyah, Lazuardi Birru menggunakan tolak ukur berdasarkan pandangan muslim mengenai makna jihad sebagai tindakan mengangkat senjata, pengunaan kekerasan dan pengorbanan nyawa. Ia mengungkapkan, pada 2011 indeks jihadisme menunjukan nilai sebesar 47,1 persen atau turun 2,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 49,9 persen.
"Hal ini penting karena menjelaskan bahwa muslim semakin tidak menyetujui pemaknaan jihad semata-mata hanya dengan kekerasan. Jadi, semakin seorang muslim semakin dapat menempatkan makna jihad dan tidak mempercayai jihad sebagai kekerasan, maka bisa diproyeksikan gerakan radikalisme akan kehilangan legitimasi lagi," tegas Dyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.