Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumor Calon Menteri Beredar, Presiden Berang

Kompas.com - 04/10/2011, 13:26 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (4/10/2011), di Kantor Presiden, Jakarta, mendadak memberikan pernyataan pers singkat terkait dengan rumor beredarnya sejumlah nama yang dikabarkan bergabung ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.

Pernyataan disampaikan setelah Presiden menerima Ikhtiar Hasil Pemeriksaan Semester I BPK dari Ketua BPK Hadi Purnomo. Nama-nama orang yang dikabarkan menjadi menteri telah beredar luas di media massa.

Mereka di antaranya Fadel Muhammad yang dikabarkan menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Cicip Sharif Sutardjo sebagai Menteri Kelautan, Gita Wiryawan sebagai Menteri BUMN, George Toisutta sebagai Menteri Perhubungan, Budi Susilo Supandji sebagai Menteri Pekerjaan Umum, Amir Syamsuddin sebagai Menteri Hukum dan HAM, Karen Agustiawan sebagai Menteri ESDM, Jumhur Hidayat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar sebagai Menteri Perumahan Rakyat, dan Emirsyah Satar atau Sandiaga Uno sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

"Saya tidak tahu-menahu soal nama-nama yang beredar sekarang ini. Tidak ada satu pun informasi yang keluar dari saya tentang itu semua. Ini di luar pengetahuan saya. Sumbernya bukan dari saya," kata Presiden.

Ketika menyampaikan hal tersebut, wajah Presiden terlihat serius. Ada nada penekanan dalam pernyataan yang ditujukan sebagai klarifikasi atas rumor yang beredar sekarang ini.

Presiden mengaku menerima banyak SMS yang menanyakan perihal nama-nama yang beredar tersebut. Presiden tak ingin pengalaman penyusunan KIB II pada 2009 terulang.

Saat itu, kata Presiden, banyak pihak yang marah dan ngamuk bahkan hingga saat ini. Mereka marah lantaran batal dijadikan menteri. Padahal, nama mereka sudah santer digadang-gadang sebagai calon menteri.

Presiden mengatakan, dalam melakukan perombakan kabinet, dirinya hanya melibatkan Wakil Presiden Boediono. Presiden meminta Wapres memberikan pandangan dan saran terhadap calon menteri. Saat ini, Presiden dan Wapres masih melakukan perombakan kabinet.

"Jangan anggap itu sumber dari Istana, berasal dari saya. Sekali lagi, saya tidak tahu apa yang diisukan ke sana kemari terkait calon menteri, dan menteri yang akan diganti," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com