MEKKAH, KOMPAS.com - Calon jamaah haji yang akan menunaikan ibadah di Arab Saudi diingatkan untuk mewaspadai berbagai jenis penipuan. "Pelaku biasanya WNI juga dan mereka umumnya memanfaatkan latar kesukuan atau kesamaan daerah asal. Jadi, jemaah haji yang menjadi sasaran biasanya sesuku atau sedaerah dengan pelaku," kata Kepala Daker Kerja (Kadaker) Madinah Akhmad Jauhari saat dihubungi dari Mekkah, Minggu (2/10/2011).
Diingatkan, calon jamaah haji (calhaj) perlu senantiasa waspada terhadap tindak kejahatan selama berada di Arab Saudi. Berdasarkan pengalaman di musim haji tahun-tahun yang lalu, jamaah haji Indonesia sering menjadi korban tindak kejahatan.
Atas dasar itu pula, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1432 H/2011 Daerah Kerja (Daker) Madinah tahun ini membentuk sektor khusus pengamanan, selain tetap menyiagakan empat sektor lain seperti tahun-tahun lalu.
Dikatakan, Dakernya didukung 30 personel TNI dan Polri yang dibagi dalam dua shift, sektor khusus itu terutama disiagakan di sekitar Masjid Nabawi yang selama ini tercatat sering menjadi lokasi tindak kejahatan, terutama penipuan. "Tindak kejahatan terhadap jemaah haji Indonesia ini pada setiap musim haji tergolong tinggin" katanya.
Berdasarkan kasus-kasus di beberapa musim haji yang lalu, mereka yang menjadi korban tindak kejahatan biasanya jamaah haji yang mengalami kebingungan atau tersesat. "Jadi, jamaah yang kelihatan bingung rawan menjadi korban tindak kejahatan," kata Jauhari.
Untuk itu dia menyarankan jamaah haji agar tidak bepergian sendirian dan juga harus senantiasa waspada. Jangan mudah terpedaya oleh keramahan orang yang menawarkan jasa baik untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Modus penipuan biasanya menawarkan jasa secara baik-baik dan ramah.
Misalnya pura-pura membantu mengamankan barang bawaan jamaah saat pergi ke toilet dan begitu jamaah di toilet, pelaku dengan leluasa membawa pergi barang jamaah. "Kalau ada kesulitan, lebih baik berhubungan dengan petugas yang ditunjuk. Mereka mudah dikenali karena berseragam resmi serta memiliki identitas jelas," kata Jauhari.
Seragam panitia yang digunakan adalah memakai baju lengan panjang warna biru muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.