Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Proses Serah Terima Uang Kasus Kemnakertrans

Kompas.com - 24/09/2011, 17:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Proses serah terima uang sebesar Rp 1,5 miliar dalam kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ternyata dilakukan dua anak buah para tersangka, yakni Elias, supir Dharnawati, dan Dandan.

Proses penyerahan itu terungkap saat tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan rekonstruksi kasus tersebut di Gedung Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT), Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (24/9/2011).

Proses serah terima uang tersebut bermula setelah Elias mengambil uang dari ATM BNI, kemudian diletakan di jok belakang mobil Toyota Avanza hitam B 1894 SKG milik Dharnawati. Saat itu, baik Dharnawati maupun Dadong memerintahkan dua anak buahnya memindahkan uang yang sudah diletakkan dalam kardus durian. Dadong memerintahkan Dandan untuk memindahkan mobil Toyota Avanza silver bernomor polisi D 1818 UL ke halaman belakang Gedung P2KT.

Sementara itu, Dharnawati, memerintahkan supirnya, Elias, untuk mengikuti mobil yang dikemudikan Dandan. Setelah bertemu, Elias segera membuka bagasi belakang mobilnya, lalu memindahkan uang tersebut ke dalam mobil yang dibawa Dandan. Setelah itu, Dandan kembali memakir mobil tersebut di halaman depan Gedung Ditjen P2KT.

"Saya tidak tahu lagi setelah ini karena sudah ada urusan lagi," kata Dandan kepada penyidik KPK saat proses rekonstruksi berlangsung.

Namun, diketahui, saat itu I Nyoman memerintahkan dua pegawai kantornya, yakni Subur dan Hendra, mengambil kardus tersebut dari dalam mobil Toyota Avanza silver yang sudah diparkir di depan. Subur dan Hendra lalu membawa kardus durian tersebut ke ruangan milik Syafruddin, Bendahara Rutin Ditjen P2KT, di lantai dua Gedung Ditjen P2KT.

Pada saat pengangkatan kardus berisi uang itu, Dadong telah pergi ke Bandara Soekarno-Hatta untuk terbang ke Denpasar, Bali, untuk menengok anaknya yang sedang kuliah. Sementara Dhanarwati pergi ke daerah Otista. Saat itulah penyidik KPK melakukan penggerebekan.

I Nyoman yang ketika itu masih berada di Kantor Ditjen P2KT tertangkap tangan menerima uang itu oleh penyidik KPK. Sementara itu, Dadong ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dan Dharnawati ditangkap di kawasang Jalan Otista, Jakarta Timur.

Sementara itu, uang sebesar Rp 1,5 miliar yang disimpan dalam kardus durian tersebut dijadikan sebagai alat bukti. Ketiganya disangka melakukan percobaan penyuapan terhadap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Nasional
    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com