JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan akan menelusuri pengakuan Yulianis, mantan pegawai M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011. Yulianis, dalam pemeriksaan Komite Etik KPK, pada Senin (12/9/2011) lalu, mengungkapkan adanya aliran dana Rp 30 miliar ke Kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei 2010.
"Tentu akan kita telusuri itu (pernyataan Yulianis)," ujar Ketua KPK Busyro Muqqoddas kepada wartawan, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/9/2011).
Busyro mengatakan, rencana penelusuran pernyataan tersebut karena KPK berkepentingan agar setiap partai politik memperoleh dana dengan cara yang bersih. Menurutnya, jika ada partai yang melanggar hal tersebut, tentu akan memengaruhi proses politik dan produk-produk politik di Indonesia.
"Dan, tidak hanya Demokrat saja, kita juga khawatir semua parpol berasal dari dana yang tidak bersih. Kalau pelajaran tentang korupsi yang struktural ini tidak dijadikan pelajaran bagi mereka semuanya, bisa berbahaya," kata Busyro.
Ketika ditanya apakah pengakuan Yulianis akan dipakai oleh penyidik KPK dalam kasus tersebut, Busyro mengatakan, hal itu sudah pasti akan dilakukan. "Tentu saja, kan sudah masuk ke BAP kita. Kalau sudah masuk di BAP, berarti sudah pasti masuk ke proses penyidikan juga," kata Busyro.
Seperti diberitakan, Ketua Komite Etik KPK Abdullah Hehamahua mengutarakan sejumlah fakta hasil pemeriksaan terhadap Yulianis pada Senin (12/9/2011) lalu. Abdullah menuturkan, Yulianis mengakui adanya aliran uang untuk Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, tahun lalu.
"Yulianis bilang uang perusahaan yang dibawa ke Bandung itu Rp 30 miliar, tunai. Dari perusahaan 3 juta dollar AS dan dari sponsor 2 juta dollar AS," kata Abdullah.
Namun, lanjut Abdullah, keterangan Yulianis itu berbeda dengan pengakuan Nazaruddin. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu, kepada Komite Etik, mengungkapkan, jumlah uang dari perusahaan yang mengalir ke Kongres Demokrat sebesar Rp 50 miliar, ditambah 7 juta dollar AS dari sponsor.
Yulianis dinilai paling mengetahui keuangan Grup Permai. Nazaruddin yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat pernah berulang kali menyebut bahwa semua aliran dana kepada sejumlah pihak dicatat oleh stafnya yang bernama Yulianis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.