Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketangguhan ABK Menjadi "Roh" Dewa Ruci

Kompas.com - 02/09/2011, 15:59 WIB

Sebagai pengganti, para ABK, taruna, dan perwira pun harus makan makanan kaleng yang disiapkan. Dukungan ABK menjadi penting dalam setiap pelayaran juga terlihat dari peran bintara yang bekerja di KRI Dewa Ruci. Misalnya, Bintara Utama Johanes Satoro.

Johanes Satoro sudah bekerja di KRI Dewa Ruci sejak tahun 1990. Johanes Satoro cukup menguasai bagian-bagian kapal, termasuk layar. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan pemberian uang insentif bagi para ABK yang lebih besar.

Peran ABK untuk mendukung misi KRI Dewa Ruci sebagai duta wisata dan duta diplomatik sangat besar. Saat ini, dalam setiap pelayaran, ABK memang telah mendapat uang saku sebesar 15 dollar Amerika Serikat (AS). Uang sebesar 15 dollar AS per hari itu diberikan hanya pada waktu KRI Dewa Ruci bersandar di suatu negara.

Jadi, jika KRI Dewa Ruci bersandar di Perancis selama 3 hari, ABK hanya mendapat 45 dollar AS atau senilai Rp 360.000 dengan kurs Rp 8.000. Uang sebesar Rp 360.000 memang kurang jika ABK harus sedikit membeli barang-barang kebutuhan pribadi. Apalagi, uang itu harus dibawa pulang untuk keluarga.

Kapal pengganti
Daya tarik KRI Dewa Ruci tidak terlepas juga dari kehadiran para taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dalam pelayaran ke luar negeri. Taruna AAL dapat mempraktikkan ilmu pelayaran, seperti astronomi, navigasi, komunikasi, dan kebaharian. Misalnya, taruna dapat mempraktikkan penggunaan tali temali layar secara manual.

Selain itu, dalam kunjungan ke banyak negara, para taruna juga mempraktikkan berbagai kesenian dan ketrampilan, seperi drum band, tarian-tarian tradisional, atau cocktail party di atas KRI Dewa Ruci.

Sayangnya, umur KRI Dewa Ruci sudah cukup tua. KRI Dewa Ruci diproduksi HC Stulcken Sohn di Hamburg, Jerman, tahun 1953. KRI Dewa Ruci kemudian masuk ke jajaran TNI AL. Memang ada wacana di jajaran TNI AL untuk mengganti kapal KRI Dewa Ruci.

"Rencana untuk menggantikan KRI Dewa Ruci itu sudah lama saya dengar. Namun, belum terrealisasikan," kata Komandan KRI Dewa Ruci Letkol Haris Bima.

Jika pimpinan TNI AL atau pemerintah ingin mengganti KRI Dewa Ruci, kapal pengganti sebaiknya tetap mempertahankan kekhasan atau keunikan yang dimiliki KRI Dewa Ruci.

Kekhasaannya adalah peralatan kapal, seperi layar, yang mengandalkan cara-cara tradisional dan manual. Dengan demikian, para taruna tetap dapat belajar kekompakan, kebersamaan, keberanian, dan memiliki karakter sebagai pelaut yang ulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com