Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dharnawati: Uang Rp 1,5 Miliar untuk Pinjaman THR

Kompas.com - 02/09/2011, 08:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu tersangka kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dharnawati, mengklaim, uang Rp 1,5 miliar yang menjadi alat bukti suap merupakan dana pinjaman untuk dua pejabat kementerian tersebut, yaitu Dadong Irbarelawan dan I Nyoman Suisanaya.

Kuasa hukum Dharnawati, Farhat Abbas, mengatakan bahwa dua pejabat meminjam dari Dharnawati untuk tunjangan hari raya Lebaran (THR Lebaran). "Memang benar uang klien kami disita KPK Rp 1,5 miliar. Mereka pinjam dana dengan dalih untuk THR Lebaran. Dari awal kita sudah tekankan mereka ini seperti dagang sapi. Maksudnya, Dadong dengan Nyoman," kata Farhat saat dihubungi, Kamis (1/9/2011). Baik Dadong maupun Nyoman juga menjadi tersangka kasus tersebut.

Farhat mengatakan, sebelumnya kedua pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) meminta fee 10 persen kepada Dharnawati. Namun, permintaan itu tidak dikabulkan kliennya karena Dharnawati tak punya dana. Farhat tidak menjelaskan terkait apa persisnya fee itu diminta. Dia hanya mengungkapkan bahwa Dharnawati dimintai fee 10 persen untuk mendapatkan proyek di kementerian. "Mereka minta 10 persen. Nanti kalau bayar 10 persen akan dikasih proyek," katanya.

Saat ditanya apakah fee 10 persen itu diambil dari nilai proyek PPIDT yang totalnya Rp 500 miliar, Farhat mengaku belum tahu. Dia hanya menegaskan bahwa kliennya belum mendapatkan proyek.

"Proyeknya kan terbagi-bagi, belum tentu yang itu (PPIDT). Ini kan proyeknya belum ada," ungkapnya. "Yang jelas, Bu Dharnawati adalah korban. Dia belum pernah jadi rekanan, belum pernah dapat proyek," kata Farhat.

Dharnawati, Dadong, dan Nyoman tertangkap tangan sesaat setelah diduga bertransaksi suap dengan alat bukti Rp 1,5 miliar pekan lalu. Mereka disangka melakukan suap terkait program PPIDT yang anggarannya Rp 500 miliar. Uang Rp 1,5 miliar itu diduga merupakan fee yang diberikan Dharnawati terkait pemenangan perusahaan yang diwakilinya sebagai pelaksana proyek pada PPIDT.

KPK menyita uang Rp 1,5 miliar tersebut dalam kardus durian di gedung A lantai 2 kantor Dadong, gedung Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemenakertrans.

Dalam kasus ini, nama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar turut terseret. Fahri mengungkapkan, nama Muhaimin disebut dalam surat penangkapan KPK terhadap kliennya. Ketiga tersangka dituduh akan memberikan uang itu kepada Muhaimin. "Ya itu kan hanya dugaan karena mereka ini kan dituduh akan menyerahkan ke Pak Muhaimin," katanya.

Namun, Farhat buru-buru menegaskan bahwa kliennya tidak mengenal Muhaimin dan tidak pernah berniat memberikan uang kepada Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu. Sementara itu, Muhaimin dalam beberapa kesempatan mengaku siap diperiksa KPK jika keterangannya diperlukan dalam kasus ini.

Terkait tuduhan turut terlibat, Kepala Humas Kemenakertrans Suhartono mengungkapkan bahwa pihaknya belum dapat berkomentar banyak. Kemenakertrans menghormati proses hukum di KPK. "Kami tidak mau intervensi dari luar, dari hasil penyelidikan. Pak Menteri dijadikan saksi masih siap, dan yang penting, kami tidak mau berandai-andai karena sampai sekarang KPK belum menyampaikan pokok perkara kasus secara resmi," kata Suhartono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com