JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberian succes fee atau uang imbalan untuk mendapatkan proyek-proyek pemerintah merupakan hal yang biasa dilakukan perusahaan-perusahaan.
Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah (PT DGI) Mohamad El Idris mengungkapkan hal tersebut saat diperiksa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (23/8/2011). Idris merupakan terdakwa dalam kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Dia didakwa memberikan uang imbalan kepada Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam dan anggota DPR Muhammad Nazaruddin terkait pemenangan PT DGI sebagai pelaksana proyek wisma atlet.
"Setelah kita dapat (proyek), mereka akan tanya bagiannya mereka berapa. Ada agreement yang tidak tertulis, sudah biasa, Pak," kata Idris menjawab pertanyaan hakim Suwidya.
Namun, Idris tidak menjelaskan pihak mana saja yang biasa diberi imbalan. Dia hanya menerangkan perannya sebagai manajer pemasaran kerap melakukan lobi-lobi ke pimpinan proyek untuk mendapatkan proyek. "Pendekatan-pendekatan kepada Pimpro (pimpinan proyek)," ujarnya.
Dalam kesepakatan tak tertulis itu, umumnya kedua belah pihak menyepakati sejumlah uang yang akan diberikan penerima proyek kepada pemberi proyek. Jumlah imbalannya berbeda-beda antara satu proyek dan lainnya. "Tergantung 'tulang daging'-nya, kalau 'daging'-nya sedikit, ya sedikit," ungkapnya. Istilah "tulang daging" mengacu pada nilai proyek yang didapat perusahaan.
Idris mengaku mendapatkan proyek wisma atlet senilai Rp 191 miliar itu dari Mindo Rosalina Manulang, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri yang juga mantan anak buah Muhammad Nazaruddin. "Rosa waktu itu hubungin saya. Mungkin dia punya list banyak. Kata Rosa, 'Nanti Pak Idris akan kita kasih wisma atlet. Biasanya nanti kita jamin beres. Kalau sudah beres, baru kita kasih succes fee-nya," tambah Idris.
Idris menerangkan, imbalan uang hanya diberikan jika perusahaannya memenangkan tender proyek. Jika tidak, imbalan itu urung diberikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.