Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zainal Ajukan Mahfud Jadi Saksi Meringankan

Kompas.com - 23/08/2011, 15:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Zainal Arifin Hoesein, mantan Ketua Panitera Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan surat palsu MK, mengajukan empat saksi yang meringankannya ke penyidik Bareskrim Polri. Zainal berharap penyidik memanggil keempatnya dan meminta keterangan.

Ahmad Rifai, penasihat hukum Zainal, mengatakan, empat orang itu adalah Ketua MK Mahfud MD, dua hakim MK yakni Maria Farida Indrati dan Haryono, serta Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, Prof Yudan.

"Mereka sudah bersedia. Kita tinggal tunggu pemanggilan dari penyidik. Itu kewajiban penyidik untuk memanggil," kata Rifai seusai mendampingi pemeriksaan Zainal di Bareskrim Polri, Selasa (23/8/2011).

Rifai mengatakan, pemeriksaan kepada kliennya terkait kasus pemalsuan surat keputusan MK palsu dalam sengketa Pemilu 2009 di wilayah Sulawesi Selatan I sudah selesai. Zainal ditanya 18 pokok pertanyaan dengan beberapa anak pertanyaan. Namun, penyidik tidak menahannya.

Rifai mengatakan, selain ditanya soal surat palsu MK bernomor 112 tertanggal 14 Agustus 2009, kliennya juga ditanya mengenai hubungannya dengan pihak lain, seperti Andi Nurpati (mantan anggota MK), Arsyad Sanusi (mantan hakim MK), dan Dewi Yasin Limpo (kader Partai Hanura).

Intinya, kepada penyidik, Zainal membantah terlibat dalam pemalsuan itu. Dia merasa menjadi korban lantaran dirinya yang mengadukan kasus itu ke Bareskrim Polri pada Februari 2010 setelah tanda tangannya dipalsukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

    BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

    Nasional
    Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

    Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

    Nasional
    Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

    Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

    Nasional
    PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

    PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

    Nasional
    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

    Nasional
    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Nasional
    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Nasional
    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com