Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Uji 33 Calon Dubes

Kompas.com - 22/08/2011, 17:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat hari ini, Senin (22/8/2011) mengadakan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon duta besar di 33 negara. Uji ini dilakukan hingga hari Rabu (24/8/2011) nanti. DPR, dalam hal ini hanya memberikan pendapat setuju atau tidak terhadap nama-nama yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"DPR memberi pertimbangan usulan Presiden mengenai calon Dubes. Ada 34 tapi satu mengundurkan diri. Kami tidak memilih. Hanya setuju atau tidak dengan usulan Presiden. Kalau tidak setuju akan kita kembalikan ke Presiden. Oleh karena itu setiap calon perlu sampaikan paparan tujuh menit, kita lihat backgroundnya masing-masing," ujar anggota dewan dari Komisi I, Roy Suryo di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senin (22/8/2011).

Dalam acara tertutup itu, kata Roy, para calon Dubes memaparkan pengetahuan mereka tentang negara yang akan ditempatkan. Termasuk menguji pengetahuan mengenai isu yang terjadi di negara-negara tersebut.

"Kita ambil dari masing-masing negara itu isu yang paling krusial apa, misalnya Iran soal nuklir, Singapura soal ekstradisi, Vietnam tentang bagaimana percepatan perdagangannya dan sebagainya," kata Roy.

Hal yang sama juga diungkapkan Max Sopacua. Ia berharap 33 calon telah memenuhi syarat sehingga mereka bisa segera menjalankan tugas dan kewajibannya di tempat yang ditugaskan. Ia menuturkan, ada kemungkinan di antara para calon yang tidak disetujui oleh Komisi I. Hal tergantung bagaimana pemaparan pengetahuan mereka nantinya.

"Ada kemungkinan tidak setuju atau bisa juga setuju tapi dengan memindahkan ke negara lain. Mudah-mudahan 90 persen karier diplomatnya, jadi sudah tahulah apa yang harus dilakukan. Kalau ada yang tidak kita setujui kita kirimkan lagi ke pemerintah," jelasnya.

Negara-negara tempat 33 calon itu antara lain, Iran, Kazakhstan, Azerbaijan, Singapura, Vietnam, Thailand, Venezuela, Ekuador, Kuba, Kolombia, Panama, Denmark, Vatikan, Swedia, Finlandia, Kroasia, Belanda, Inggris, Bulgaria, Rusia, Bosnia Herzegovina, Namibia, Senegal, Mozambik, Kenya, Aljazair, Bahrain, Qatar, Emirat Arab, Irak, Mesir, dan Oman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com