Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zainal Nilai Penetapan Tersangka Aneh

Kompas.com - 22/08/2011, 09:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Zainal Arifin Hoesin, mantan panitera Mahkamah Konstitusi (MK) membantah dirinya terlibat dalam kasus dugaan pemalsuan surat keputusan MK terkait Sengketa Pemilu tahun 2009 di wilayah Sulawesi Selatan I.

"Pentapan tersangka itu aneh," kata Andi M Asrun, pengacara Zainal ketika dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2011), saat dimintai tanggapan penetapan tersangka kliennya.

Andi mengatakan, kasus itu pertama kali dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Zainal atas perintah Ketua MK, Mahfud MD. Pengaduan melalui surat itu lalu tak ditindaklanjuti penyidik hampir satu tahun.

"Satu tahun tidak terjadi apa-apa. Ngomong lah Pak Mahfud (penyelidikan tak jalan). Setelah itu ada reaksi dari Pak Kapolri (Jenderal) Timur Pradopo. Kok sekarang Pak Zainal malah dijadikan tersangka, enggak benar itu," kata dia.

Andi mengklaim, kliennya tidak pernah mengkonsep surat dengan substansi penambahan suara untuk Partai Hanura. Akibat surat itu, Dewi Yasin Limpo sempat terpilih menjadi calon legislatif dari Partai Hanura. Zainal, kata Andi, hanya membuat konsep surat dengan substansi penjelasan sesuai keputusan MK.

"Konsep surat yang dibuat tidak ada kata penambahan. Hanya menerangkan keputusan MK. Konsep surat itu juga mau dikonsultasikan ke Pak Ketua MK. Bukan untuk digunakan. Tiba-tiba ada yang curi. Kita inginnya polisi bekerja profesional lah," ucap dia.

Zainal adalah tersangka kedua setelah penyidik Direktorat I Tindak Pidana Umum Bareskrim menjerat Masyhuri Hasan, mantan juru panggil MK. Polri belum menjelaskan peran Zainal dalam kasus itu.

Sebelumnya, Zainal telah diperiksa sebagai saksi. Telah diperiksa pula saksi lain seperti Andi Nurpati (mantan anggota KPU), Arsyad Sanusi (mantan hakim MK), Dewi Yasin Limpo (mantan caleg Partai Hanura), dan lainnya. Penyidik juga telah mengkonfrontasi para saksi lantaran banyak perbedaan keterangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

    Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

    Nasional
    Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

    Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

    Nasional
    Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

    Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

    Nasional
    Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

    Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

    Nasional
    Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

    Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

    Nasional
    PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

    PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

    Nasional
    Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

    Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

    Nasional
    PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

    PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

    Nasional
    PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

    PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

    Nasional
    Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

    Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

    Nasional
    Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

    Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

    Nasional
    Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

    Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

    Nasional
    Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

    Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

    Nasional
    Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

    Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

    Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com