Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OC Kaligis Mengadu ke Komnas HAM

Kompas.com - 15/08/2011, 12:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — OC Kaligis melaporkan soal perlakuan yang diterimanya sebagai penasihat hukum Nazaruddin saat di Kolombia maupun di Indonesia kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Ia merasa dihalang-halangi oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) untuk bertemu dengan kliennya.

Kaligis menilai hak asasi Nazaruddin untuk didampingi pengacara maupun dirinya bertemu dengan klien dirampas KPK. "Membatasi hak tersangka bertemu pengacara itu melanggar hak asasi," kata Kaligis saat mengadu di Komnas HAM, Senin (15/8/2011).

Pengaduan diterima Komisioner Komnas HAM, Kabul Supriyadi. Kaligis datang ditemani aktivis Ratna Sarumpaet. Kepada Kabul, Kaligis menjelaskan kronologis ketika awal penangkapan Nazaruddin di Cartagena, Kolombia, hingga dibawa ke Jakarta.

Menurut Kaligis, Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, Michael Menufandu, berkali-kali ingkar janji untuk bertemu dengannya dengan berbagai alasan. Kaligis berkepentingan untuk menemui Nazaruddin.

Akhirnya, Kaligis berhasil menemui Nazaruddin di ruang tahanan. Saat itu, kata Kaligis, Nazaruddin tetap menunjuk dirinya sebagai pengacara. Kepada Kabul, Kaligis memperlihatkan foto pertemuan dirinya dengan Nazaruddin serta surat kuasa yang diberikan tersangka kasus suap wisma atlet itu.

Kaligis mengeluhkan dirinya tidak bisa mendampingi selama perjalanan Nazaruddin dari Bogota ke Jakarta dengan pesawat carteran. Kaligis menilai janggal dirinya bisa tiba terlebih dulu di Jakarta padahal menggunakan pesawat komersil. "Selisihnya sampai empat jam," kata dia.

Terakhir, Kaligis mengeluhkan dirinya tidak bisa mendampingi Nazaruddin ketika diperiksa di KPK, Sabtu malam. Menurut Kaligis, KPK telah merekayasa agar Nazaruddin belum membutuhkan pengacara. "Nazaruddin di berita acara pemeriksaan katakan saya belum mau didampingi pengacara. Itu kata-kata KPK," ucap dia.

"Hak asasi saya dikerangkeng. Padahal undang-undang katakan saya mesti ketemu. Nazaruddin itu dicuci otak dulu. Tujuan utama KPK agar dia tandatangan pencabutan kuasa. Enggak mungkin dia cabut kuasa. Saya ini dipakai di dunia. Ada upaya rekayasa. Kalau saya di sana, dia akan berani dan ucapkan yang benar. Kalau sekarang mentalnya sudah jatuh," pungkas Kaligis.

Terkait laporan itu, Kabul berjanji akan segera menindaklanjuti. "Kami akan respons aduan dari bapak," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

    Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

    Nasional
    Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

    Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

    Nasional
    Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

    Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

    Nasional
    Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

    Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

    Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

    Nasional
    Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

    Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

    Nasional
    Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

    Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

    Nasional
    Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

    Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

    Nasional
    DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

    DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

    Nasional
    Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

    Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

    Nasional
    Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

    Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

    Nasional
    Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

    Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

    Nasional
    Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

    Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

    Nasional
    Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

    Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

    Nasional
    Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

    Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com