Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Semoga Nazar Tak Senasib Susno

Kompas.com - 08/08/2011, 17:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah boleh berbangga karena berhasil meringkus orang yang mirip tersangka kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin. Namun, Indonesia Corruption Watch memberikan sinyal peringatan agar penangkapan Nazaruddin ini, menjadi pintu masuk untuk membongkar kasus-kasus korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Umum Demokrat itu. Jangan sampai, Nazaruddin justru dibungkam untuk membuktikan semua nyanyiannya selama ini.

"Harapannya begitu dia ditangkap dia akan membongkar semua kasus yang melibatkan dirinya maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya,"ujar aktivis ICW, Emerson Junto saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (8/8/2011).

Emerson berharap nasib Nazaruddin tak sama dengan mantan Kabareskrim Polri, Komjen Susno Duadji yang justru bungkam tentang kebobrokan mafia hukum dan mafia pajak setelah terjerat hukuman. Sekedar mengingatkan, Susno dulunya diharapkan dapat membongkar soal asal-usul uang Gayus senilai Rp 28 miliar. Namun, hingga kini Susno tak juga dimintai keterangan mengenai fakta-fakta tersebut.

Nazaruddin, kali ini diharapkan dapat membuktikan berbagai pernyataan dan tudingannya tentang sejumlah petinggi Demokrat yang ia katakan terlibat dalam permainan anggaran, terutama untuk kasus Wisma Atlet seperti Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh.

"Belajar dari kasus Susno, kita khawatir setelah Nazaruddin ditangkap justru mungkin akan bungkam, karena ancaman atau bargaining tertentu," tegas pria yang akrab disapa Eson tersebut.

Pesan ICW untuk Komisi Pemberantasan Korupsi, jika benar Nazaruddin telah ditangkap, lembaga antikorupsi itu harus segera menuntaskan kasus dugaan suap dan mafia anggaran dalam pembangunan Wisma Atlet di Palembang, Sumatera Selatan. "KPK harus segera memproses agar kasus Wisma Atlet cepat kelar," tukasnya.

Seperti yang diketahui, Nazaruddin telah kabur sejak 23 Mei 2011 lalu ke Singapura setelah dipecat menjadi Bendum Demokrat dan dicekal KPK. Ia diketahui berpindah-pindah negara dalam pelariannya tersebut. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, orang mnirip Nazaruddin, ditangkap di Cartagena, Kolombia, Minggu (7/8/2011) malam.

Pengusaha muda dan anggota DPR Komisi VII ini berada di Kolombia dengan menggunakan paspor bernama M Syahruddin. Saat ditangkap, Nazaruddin diduga tengah berusaha keluar dari negara tersebut. Informasi ini diterima Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dari Kementerian Luar Negeri Kolombia, Minggu malam.

"Penangkapan ini hasil dari kerja sama interpol, Polri, KPK, Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian Luar Negeri," kata Djoko kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com