JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah boleh berbangga karena berhasil meringkus orang yang mirip tersangka kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin. Namun, Indonesia Corruption Watch memberikan sinyal peringatan agar penangkapan Nazaruddin ini, menjadi pintu masuk untuk membongkar kasus-kasus korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Umum Demokrat itu. Jangan sampai, Nazaruddin justru dibungkam untuk membuktikan semua nyanyiannya selama ini.
"Harapannya begitu dia ditangkap dia akan membongkar semua kasus yang melibatkan dirinya maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya,"ujar aktivis ICW, Emerson Junto saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (8/8/2011).
Emerson berharap nasib Nazaruddin tak sama dengan mantan Kabareskrim Polri, Komjen Susno Duadji yang justru bungkam tentang kebobrokan mafia hukum dan mafia pajak setelah terjerat hukuman. Sekedar mengingatkan, Susno dulunya diharapkan dapat membongkar soal asal-usul uang Gayus senilai Rp 28 miliar. Namun, hingga kini Susno tak juga dimintai keterangan mengenai fakta-fakta tersebut.
Nazaruddin, kali ini diharapkan dapat membuktikan berbagai pernyataan dan tudingannya tentang sejumlah petinggi Demokrat yang ia katakan terlibat dalam permainan anggaran, terutama untuk kasus Wisma Atlet seperti Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh.
"Belajar dari kasus Susno, kita khawatir setelah Nazaruddin ditangkap justru mungkin akan bungkam, karena ancaman atau bargaining tertentu," tegas pria yang akrab disapa Eson tersebut.
Pesan ICW untuk Komisi Pemberantasan Korupsi, jika benar Nazaruddin telah ditangkap, lembaga antikorupsi itu harus segera menuntaskan kasus dugaan suap dan mafia anggaran dalam pembangunan Wisma Atlet di Palembang, Sumatera Selatan. "KPK harus segera memproses agar kasus Wisma Atlet cepat kelar," tukasnya.
Seperti yang diketahui, Nazaruddin telah kabur sejak 23 Mei 2011 lalu ke Singapura setelah dipecat menjadi Bendum Demokrat dan dicekal KPK. Ia diketahui berpindah-pindah negara dalam pelariannya tersebut. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, orang mnirip Nazaruddin, ditangkap di Cartagena, Kolombia, Minggu (7/8/2011) malam.
Pengusaha muda dan anggota DPR Komisi VII ini berada di Kolombia dengan menggunakan paspor bernama M Syahruddin. Saat ditangkap, Nazaruddin diduga tengah berusaha keluar dari negara tersebut. Informasi ini diterima Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dari Kementerian Luar Negeri Kolombia, Minggu malam.
"Penangkapan ini hasil dari kerja sama interpol, Polri, KPK, Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian Luar Negeri," kata Djoko kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.