Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan, Napi Muslim Dikurung Terpisah

Kompas.com - 08/08/2011, 17:15 WIB

DUMAI, KOMPAS.com - Narapidana dan tahanan penghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II Kota Dumai, Riau, khusus yang beragama Islam selama Ramadhan 1432 Hijriyah dikurung terpisah dari napi yang nonmuslim.

Kepala Rutan Kelas II Dumai, Meizar, Senin (8/8/2011) di Dumai mengatakan pemisahan ruang tahanan tersebut guna memberikan kenyamanan bagi napi dan tahanan yang muslim dalam menjalankan ibadah puasa.

Maizar menerangkan, pemindahan para napi dan tahanan tersebut dilakukan dua hari sebelum Ramadhan lalu yang bertujuan untuk memudahkan dalam pembagian jatah makanan bagi para napi yang muslim dan nonmuslim.

"Upaya ini kita harapkan dapat membuat para tahanan yang muslim dapat menjalankan puasanya dengan baik," kata Maizar.

Maizar menguraikan setiap ruang tahanan khusus muslim saat ini diisi oleh sekitar 30 napi dan tahanan. "Untuk penghuni atau kapasitas ruang tahanan kita samakan dengan yang nonmuslim, hal ini untuk menghindari kesenjangan sosial sesama napi dan tahanan," kata dia.

Pemisahan ruang tahanan ini, kata Maizar, rencananya akan terus dilakukan hingga Idul Fitri mendatang. "Setelah itu semuanya akan kembali seperti semula," ujarnya.

Selama Ramadhan ini, kata Maizar, para napi dan tahanan muslim juga diwajibkan mengikuti Shalat Tarawih dan setiap harinya juga di berikan siraman rohani seperti ceramah dari ustadz yang di datangkan dari Majelis Dakwah Islamiyah Kota Dumai.

"Namun pengawalan untuk aktivitas keagamaan tahun ini lebih diperketat mengingat tahun sebelumnya sempat ada satu napi yang kabur saat malam Tarawih," kata Maizar.

Di sisi lain, Maizar menjelaskan saat ini di Rutan Kelas II Dumai terus mengalami kepadatan akibat membludaknya narapidana yang disebabkan angka kriminal di kota berjuluk Mutiara Pantai Sumatera itu kian tinggi.

"Rutan yang seharusnya berkapasitas 132 orang, kini dihuni lebih 437 orang napi dan tahanan," kata Maizar.

Kondisi itu diperparah lagi dengan jumlah petugas Rutan yang terbatas. "Hal demikian membuat pelayanan tidak optimal sehingga rawan berbagai hal termasuk kaburnya napi dan menanjaknya kriminalitas di dalam Rutan itu sendiri," demikian Maizar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com