Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Agus Condro Pindah ke Alas Roban

Kompas.com - 02/08/2011, 11:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Agus Condro, mantan anggota DPR periode 1999-2004 yang divonis 15 bulan penjara dalam kasus suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 akan dipindahkan dari Rumah Tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta, ke Lembaga Pemasyarakatan Alas Roban, Jawa Tengah. Pemindahan tersebut berdasarkan permintaan Agus yang disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar.

Agus adalah pelaku pelapor dalam kasus tersebut. Berkat pengakuannya, kasus aliran dana berupa cek perjalanan ke sejumlah anggota DPR terkait pemilihan  Deputi Gubernur Senior  BI 2004 itu terbongkar. "Dipindahkan ke Alas Roban besok jam 09.30," ujar kuasa hukum Agus, Firman Wijaya, saat dihubungi, Selasa (2/8/2011).

Menurut Firman, pertimbangan kliennya memilih LP Alas Roban adalah lebih aman daripada Rutan Polda. Selain itu, LP Alas Roban lebih dekat dengan kediaman Agus di Kendal, Jawa Tengah. "Pertimbangannya karena keamanan. Tidak mungkin di LP sini karena sudah sama-sama kita ketahui risiko untuk justice collaborator (pelaku pelapor). Kedua karena jarak, efisiensi jarak dekat dengan keluarganya, dengan tempat tinggal Pak Agus," paparnya.

Firman juga mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait pemindahan tahanan Agus. Proses pemindahan ini, katanya, juga didukung Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Agus Condro terbukti bersalah menerima pemberian berupa cek perjalanan senilai Rp 500 juta yang patut diketahui berkaitan dengan pemilihan  Deputi Gubernur Senior BI 2004 yang dimenangi Miranda S Goeltom. Dia lantas divonis 15 bulan ditambah denda Rp 50 juta yang dapat diganti dengan tiga bulan kurungan penjara pada 16 Juni.

Putusan vonis terhadap Agus tersebut disesali LPSK. Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai menyampaikan, seharusnya Agus mendapat perlindungan hukum yang lebih berarti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com