Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pesan Yudhoyono

Kompas.com - 25/07/2011, 03:15 WIB

Dalam waktu kurang dari dua minggu, dua perintah yang sama disampaikan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada jajaran Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Anas Urbaningrum. Perintah itu adalah untuk mengendalikan semua persoalan yang belakangan terjadi, terutama terkait mantan Bendahara Umum Muhammad Nazaruddin.

Perintah itu terakhir dikatakan Yudhoyono saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat di Sentul, Jawa Barat, Sabtu (23/7). Sebelumnya, permintaan serupa disampaikannya saat berpidato pada 11 Juli 2011 di rumahnya, Cikeas, Jabar. Saat itu, Yudhoyono didampingi pengurus Partai Demokrat, seperti Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie (Wakil Ketua Dewan Pembina).

Jika ada tambahan poin dalam pidato Yudhoyono di Sentul, hal itu adalah dia akan berdiri di depan untuk meluruskan prinsip dan garis partai serta mengatasi persoalan yang dihadapi partainya. Kata ”berdiri di depan” bukan hal baru dalam pidatonya. Ia pernah menyatakan hal serupa dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Meski banyak hal yang sebenarnya tidak baru lagi, sebanyak 5.300 peserta rakornas mendengarkan pidato Yudhoyono itu dengan khidmat. Tepuk tangan beberapa kali terjadi saat Yudhoyono berpidato. Saat Yudhoyono meminta peserta rakornas diam, semuanya pun diam.

Padahal, saat Anas berpidato, tidak ada satu pun peserta rakornas yang berdiri mengapresiasi pernyataannya. Bahkan, celoteh seperti ”bohong” sempat terdengar saat Anas berpidato. Ada pula peserta berteriak, ”Anas oke” dan ”hidup Anas”.

Dalam pidatonya, Anas juga beberapa kali menyebut Ketua Dewan Pembina. Bahkan, mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu sempat mengatakan, apa yang dialaminya saat ini belum seberapa jika dibandingkan dengan yang dialami Yudhoyono. Namun, selama ini Yudhoyono dapat mengatasi berbagai cobaan hingga Anas mengajak kader Partai Demokrat belajar dari Yudhoyono. Saat mengakhiri pidatonya, Anas menyerukan yel, ”Demokrat jaya, dan SBY yes”.

Yunarto Wijaya dari Charta Politika melihat, ada dua pesan yang ingin disampaikan Yudhoyono dalam pidatonya. Pertama, dia ingin berkata, Partai Demokrat adalah miliknya. Ia berkuasa penuh atas partai itu. Pesan itu, antara lain, dimunculkan Yudhoyono dengan menceritakan, bagaimana 10 tahun lalu dia mendirikan Partai Demokrat dan tekadnya pada saat ini untuk berdiri di depan untuk meluruskan garis partai.

Kedua, lanjut Yunarto, Yudhoyono ingin berkata, kekisruhan terkait Nazaruddin yang belakangan dialami Partai Demokrat, lebih terkait dengan Anas. Untuk itu, dia meminta Anas mengendalikan persoalan itu. Pesan ini sesuai dengan fakta sebelumnya, Nazaruddin adalah teman baik Anas, bahkan menjadi anggota tim suksesnya saat kongres di Bandung tahun lalu.

Kedua pesan itu sudah disampaikan Yudhoyono pada 11 Juli lalu di Cikeas pula. Kita tunggu kabar berikut. (why/nta/nwo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com