Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelestarian Borobudur Berbasis Rakyat

Kompas.com - 21/07/2011, 12:35 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Upaya pelestarian bangunan Candi Borobudur dan Prambanan harus berbasis masyarakat setempat, kata mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika di Yogyakarta, Rabu.

Seusai menjadi pembicara dalam seminar sehari "Ayo Bangkitkan Pariwisata Yogyakarta 2012", ia mengatakan, pelestarian candi sebagai bangunan pusaka harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat setempat.

Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangkaian HUT Ke-31 PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

Pasalnya, konsep dasar pelestarian benda pusaka baik berupa candi maupun bangunan lainnya harus berbasis masyarakat. Artinya, masyarakat sekitar benda atau barang yang dilestarikan itu harus memperoleh manfaat yang besar.

"Dengan demikian, masyarakat setempat akan melakukan pelestarian terhadap bangunan heritage tersebut. Mereka akan menjaga, mengawasi, dan seterusnya. Jika masyarakat  secara langsung sudah melakukan pelestarian itu, keberlanjutan dari pelestarian  relatif terjamin," katanya.

Ia mengatakan, pelestarian tidak perlu menekankan kepada institusi yang bersangkutan. Iinstitusi hanya bersifat memfasilitasi masyarakat. Semua itu yang disebut koeksistensi yaitu antara yang dilestarikan dan yang melestarikan mendapatkan manfaat.

"Dalam melestarikan bangunan pusaka, kita menggunakan pariwisata sebagai alat untuk memberikan kemanfaatan.Namun demikian, dalam menggunakan pariwisata ini harus dirancang secara hati-hati, jangan berkelebihan. Misalnya, Candi Borobudur dan Prambanan itu daya dukungnya terbatas," katanya.

"Karena merasa enak memperoleh manfaat dari pariwisata, semua wisatawan  berapa pun jumlahnya yang berkunjung ke Candi Borobudur dan Prambanan diterima dan tidak dibatasi. Nanti jika wisatawan yang datang ke candi itu banyak jumlahnya ya pengelola harus membatasinya dengan mengatur kunjungan, misalnya dalam periode dan jam tertentu hanya diperbolehkan sejumlah wisatawan naik ke candi dan yang lainnya harus antre dulu," katanya.

Sementara itu, Dirut PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo mengatakan, pihak manajemen dalam upaya melestarikan bangunan candi terutama di Candi Borobudur membuat aturan bahwa pengunjung harus mengenakan kain batik dan sandal yang alasnya lunak jika ingin naik ke bangunan candi.

"Kain batik dimaksudkan untuk menghormati bangunan tersebut dan sandal yang alasnya lunak untuk menjaga agar batu candi tidak lekas aus kegesek sol sepatu atau sandal yang keras,"katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com