Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Apa Salahnya SMS Saya?

Kompas.com - 11/07/2011, 15:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mempertanyakan mengapa pesan singkatnya untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi masalah di tengah publik. Menurut Marzuki, pesan itu hanya berisi sejumlah keluhan mengenai beberapa kader Partai Demokrat yang saling serang di sebuah acara di TVOne.

Oleh karena itu, Marzuki minta publik tidak memolitisasi isi pesan melalui telepon seluler tersebut. "Salahnya di mana saya kan anggota Wakil Ketua Dewan Pembina, dan komunikasi ini sudah biasa dengan enggak cuma sekali, sudah ratusan kali. Apanya yang salah, kan enggak aneh ini (kirim SMS ke SBY). Saya kan melaksanakan tugas saya mengawasi partai ini selaku Wakil Ketua Wanbin dan laporkan ke SBY selaku Ketua," kata Marzuki di Gedung Nusantara III DPR, Jakarta, Senin (11/7/2011).

"Kenapa saya kirim (SMS) karena sebelumnya ketua umum dan sekjen sudah memberi peringatan dan instruksi kepada kepengurusan DPP untuk tidak lagi bicara tentang Nazaruddin, serahkan saja pada hukum. Tetapi, di TV nasional malah terjadi saling serang antarkader dan enggak tahu hebatnya pembawa acara mampu provokasi kader sehingga saling serang padahal DPP sudah instruksikan jangan saling serang," imbuh Marzuki.

Menurut Marzuki, pesan tersebut disampaikan karena Dewan Pembina tak sempat menggelar pertemuan karena kesibukan setiap anggota. Marzuki mengakui, ia juga mengirimkan pesan itu ke anggota Dewan Pembina lainnya. Namun, ia tak tahu siapa yang kemudian menyebarkan ke publik.

"Pola komunikasi saya dengan SBY bertahun-tahun sejak 2003 melalui SMS karena waktu beliau sangat sedikit. Jadi di mana salahnya saya kirim SMS itu? Karena ini urusan dewan pembina SMS itu saya teruskan ke anggota dewan pembina yang jumlahnya 30 lebih. Mungkin di antara Dewan Pembina ada yang kaget, dipikirnya ini ada apa mungkin bertanya atau apa sehingga SMS itu keluar," jelas Marzuki.

Seperti diketahui, Marzuki pada Jumat lalu dikabarkan mengirimkan pesan kepada Presiden Yudhoyono yang sebagian besar menyatakan manajemen dalam Partai Demokrat yang dinilainya tidak berjalan efektif. Hal ini merujuk pada sejumlah politisi Demokrat, seperti Ruhut Sitompul, Deny Kailimang, dan Amir Syamsudin, yang saling memojokkan dalam sebuah acara di TVOne.

"Saling serang antarpengurus partai bukan hanya kali ini, tetapi sudah berkali-kali. Kelihatannya manajemen partai sudah tidak efektif lagi, apa pun perintah DPP. Ini masalah leadership. Memprihatinkan sekali, kami juga terkena imbas seolah tidak memedulikan tentang kondisi partai," tulis Marzuki dalam SMS itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com