Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimly Sarankan Busyro Tetap Ketua KPK

Kompas.com - 15/06/2011, 17:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshidiqqie mengusulkan agar Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas agar tetap dipilih kembali dalam pemilihan Ketua KPK periode 2011-2015. Menurut Jimly, selain kinerja yang sudah teruji, Busyro baru setahun menjabat Ketua KPK karena menggantikan Antasari Azhar yang tersandung kasus.

"Pak Busyro itu kan baru satu tahun menjabat jadi Ketua KPK, saya usul supaya dia itu, dipilih dan tetap jadi ketua. Apalagi kan disamping kinerja yang sudah teruji, biaya memilih dia itu mahal juga," ujar Jimly kepada wartawan seusai mengikuti seminar bertajuk 'Indonesia Kembali Menggugat' di Megawati Institute, Jakarta, Rabu (15/6/2011).

Ditambahkan Jimly, dalam memilih calon Ketua KPK, Panitia Seleksi (Pansel) KPK harus lebih serius menghadirkan calon-calon terbaik. Karena selain dapat menghabiskan dana yang besar, kriteria pimpinan KPK juga merupakan sosok yang harus dapat membenahi berbagai kasus korupsi yang sudah semakin mengkhawatirkan saat ini.

"Jadi sekali lagi kita jangan bermain-main seperti itu dalam lembaga ini. Seolah-olah menunjukkan kepada masyarakat, kalau pemilihan ini netral, adil, dan sebagainya. Padahal kan tidak harus segitunya. Kita ini kan memilih orang yang bisa diberi amanat untuk menjalankan tugas-tugasnya dengan baik," jelasnya.

Ketika ditanya mengapa masyarakat terkesan enggan mendaftarkan diri menjadi Ketua KPK, Jimly menapik hal anggapan tersebut. Menurut Jimly, jabatan sebagai Ketua KPK sebenarnya diminati oleh banyak orang. "Cuma orang-orang itu mungkin menyadari bahwa pemilihan ini cuma permainan. Jadi mereka sudah punya siapa yang mau dipilih nantinya," katanya.

Pendaftaran bakal calon pimpinan KPK akan berlangsung hingga 20 Juni 2011. Untuk mengantisipasi minimnya pendaftar, Sekretaris Pansel KPK Ahmad Ubbe menyebutkan, pihaknya sudah menghubungi tujuh calon yang pernah lolos seleksi oleh Pansel KPK tahun 2010.

Salah satu anggota Pansel lainnya, Imam Prasodjo, mengharapkan agar media ikut membantu mempublikasikan pendaftaran ini, sehingga para tokoh maupun para calon berkualitas dapat ikut mendaftar. "Pansel yang mengajak saja tidak cukup. Wartawan, NGO perlu ikut bujuk. Kekuatan membujuk Pansel KPK belum tentu kuat, mungkin wartawan dan NGO lebih kuat. Bujukan dalam arti positif, untuk ikut mendaftar," kata Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com