Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahmi: Nunun Gunakan Paspor Keponakannya

Kompas.com - 08/06/2011, 14:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politikus Golkar Fahmi Idris mengatakan, tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Nunun Nurbaeti, menggunakan paspor keponakannya yang bernama Yane Yunarni. Oleh karena itu, kata Fahmi, Nunun dapat  bebas beranjak dari satu negara ke negara lainnya.

"Wajah Yane itu mirip sekali dengan Nunun. Jadi, kalau dia sudah memegang itu, ya sudah bisa jadi paspor dia," ujar Fahmi seusai mengikuti  acara bertajuk Mengenang 90 Tahun HM Soeharto di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu (8/6/2011).

Fahmi menuturkan, setelah berada di Thailand, Nunun sempat menggunakan paspor keponakannya tersebut ke Vietnam. Setelah itu, lanjut Fahmi, Nunun memakai paspor yang sama untuk melakukan perjalanan ke Phnom Penh, Kamboja. "Waktu dia (Nunun) ke Kamboja, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) kan belum mengeluarkan pencabutan paspor. Artinya, jika Nunun bisa keluar dari Kamboja pasti pakai paspor itu," tuturnya.

Fahmi menambahkan, Yane Yunarni juga sebenarnya telah mengetahui bahwa paspornya dipakai oleh Nunun. "Ya, tahu lah. Dan Yane, kan, bisa saja melaporkan ke KBRI untuk melaporkan paspornya hilang. Lalu, dia minta surat jalan untuk pulang ke Indonesia. Nanti di Indonesia dia membuat paspor baru," ujar mantan Menteri Perindustrian ini.

Ketika ditanya dari mana ia mendapatkan informasi tersebut, Fahmi hanya menjawab singkat, "Ada lah. Enggak semuanya harus diungkap," kata dia.

Akhir Februari lalu, Fahmi juga yang mengungkapkan keberadaan Nunun di Thailand. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Nunun dalam keadaan sehat, tak seperti yang diungkapkan keluarganya bahwa istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu dalam kondisi sakit.

"Menurut teman-teman saya, Nunun dalam keadaan sehat wal afiat. Keadaannya normal. Dan sekarang ada di Bangkok. Dia cuma menghindar," kata Fahmi Idris kepada wartawan di kediamannya, Jakarta, Minggu (5/6/2011).

Pada Senin lalu, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengatakan, Nunun Nurbaeti berada di Phnom Penh, Kamboja, sejak  23 Maret 2011. Namun, Patrialis belum dapat memastikan secara rinci keberadaan Nunun di sana karena ketika pergi paspor istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun tersebut belum dicabut.

"Akan tetapi, kalau di luar negeri, dia bisa pergi ke mana-mana," kata Patrialis.

KPK  sendiri menyatakan akan mengirimkan tim ke Kamboja untuk melacak keberadaan Nunun di negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com