Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigrasi Meralat, Nunun Tak Pernah ke Frankfurt

Kompas.com - 08/06/2011, 11:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Humas Direktorat Jenderal Imigrasi meralat pemberitaan seputar berita mengenai informasi kepergian Nunun Nurbaeti ke Frankfurt pada 23 Februari 2010. Sebelumnya, kepada Kompas.com, Selasa (7/6/2011), staf Humas Ditjen Migrasi, Herawan Sukoaji, menunjukkan catatan kepergian Nunun ke sejumlah negara. Dalam catatan itu, salah satunya disebutkan tujuan Frankfurt pada 23 Februari 2010. Namun, menurut Herawan, meski menumpang pesawat Lufthansa LH 00779 tujuan Frankfurt, Nunun sebenarnya turun di Singapura.

"Jadi, dia (Nunun) menggunakan pesawat menuju  Frankfurt. Namun, bukan tujuan kepergiannya yang ke Frankfurt, tetapi Singapura. Hanya dia menumpang pesawat dengan tujuan akhir ke Frankfurt," ujar Herawan kepada Kompas.com, Rabu (8/6/2011).

Pernyataan ini berbeda dengan data tertulis yang didapat Kompas.com dari Ditjen Imigrasi RI. Catatan itu memuat bahwa Nunun pernah melakukan masuk dan keluar wilayah Indonesia menggunakan paspor biasa dengan perlintasan sebagai berikut:

1. Keberangkatan (3 kali): a. 13 November 2009 tujuan Singapura; b. 31 Desember 2009 tujuan Singapura; c. 23 Februari 2010 tujuan Frankfurt.

2. Kedatangan (2 kali): a. 19 November 2009 asal Singapura; b. 2 Januari 2010 asal Abu Dhabi.

Pada bagian bawah data tersebut juga dituliskan penegasan, keberangkatan terakhir dari Nunun Nurbaeti tersebut untuk meninggalkan Indonesia dengan tujuan Frankfurt. "Benar bahwa yang bersangkutan terakhir berangkat keluar negeri dengan tujuan ke Frankfurt menggunakan paspor biasa pada Selasa 23 Februari 2010 pukul 19.06 WIB dengan menggunakan pesawat Lufthansa LH 0779," ujar Herawan.

Ia mengklarifikasi bahwa terdapat kekeliruan dari data itu. Data tersebut ditulis ternyata bukan berdasarkan negara tujuan kepergian Nunun, melainkan dari tujuan akhir pesawat yang ditumpanginya. "Saya juga baru cross check memang ada kesalahpahaman, bahwa yang diketik di sini tujuan akhir dari pesawatnya. Bukan negara tujuan yang bersangkutan (Nunun Nurbaeti)," kata dia.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, ia mengatakan tak tahu menahu soal data kepergian Nunun itu. "Enggak tahu saya. Saya enggak tahu data ke Jerman. Posisi terakhir sudah yang diketahui keluar dari Thailand ke Phnom Penh," ujarnya, hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

    Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

    Nasional
    Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

    Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

    Nasional
    Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

    Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

    Nasional
    Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

    Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

    Nasional
    Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

    Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

    Nasional
    Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

    Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

    Nasional
    DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

    DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

    Nasional
    Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

    Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

    Nasional
    PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

    PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

    Nasional
    Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

    Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

    Nasional
    Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

    Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

    Nasional
    Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

    Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

    Nasional
    BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

    BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

    Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

    Nasional
    Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

    Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com