Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Kemdiknas Belum Terbuka

Kompas.com - 07/06/2011, 22:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch menilai, hasil audit disclaimer merupakan indikator penurunan akuntanbilitas di Kementerian Pendidikan Nasional.

Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesian Corruption Watch (ICW), Febri Hendri, Selasa (7/6/2011), di Jakarta, mengatakan, hingga sekarang Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) belum terbuka dalam penggunaan APBN.

Sebagai Kementerian yang bersinggungan langsung dengan kepentingan publik, Febri berharap Kemdiknas lebih terbuka. "Selama ini kontrol internal yang berjalan di Kemdiknas belum optimal. Tahun lalu dengan status wajar dengan pengecualian (WDP) saja memunculkan indikasi kerugian negara. Apalagi yang sekarang," kata Febri.

Febri berharap, jika benar-benar muncul dugaan penyelewengan dalam penggunaan anggaran keuangan, BPK harus segera melakukan audit investigatif. Dengan cara tersebut, diharapkan laporan keuangan di instansi berlabel Tut Wuri Handayani itu bisa lebih baik dari tahun ke tahun.

" Idealnya setelah WDP harus naik tingkat menjadi WTP (wajar tanpa pengecualian)," ujarnya.

Sebagai informasi, audit umum BPK menyatakan APBN tahun 2010 Kemdiknas tidak mendapatkan opini alias disclaimer. Hal ini menunjukan adanya penurunan prestasi dari audit tahun 2009, yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP).

Audit BPK terhadap laporan keuangan anggaran Kemdiknas tahun 2010, dimulai sekitar dua bulan lalu. Anggaran APBN 2010 yang masuk ke kas Kemdiknas mencapai Rp.225,2 triliun. Sebagian besar anggaran itu, habis untuk mengembangkan kemampuan tenaga pendidik atau guru.

Tahun lalu, ada dugaan aliran dana liar dan berpotensi merugikan negara sebesar Rp. 2,3 triliun. Untuk tahun ini, Kemdiknas belum mendapatkan informasi dari BPK tentang dugaan munculnya aliran dana liar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putusan Sela Kasus Hakim Agung Gazalba Dinilai Bentuk Pelemahan KPK

Putusan Sela Kasus Hakim Agung Gazalba Dinilai Bentuk Pelemahan KPK

Nasional
KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

Nasional
Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Nasional
Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Nasional
PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

Nasional
PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

Nasional
Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Nasional
Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Nasional
Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Nasional
Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Nasional
Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Nasional
Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Nasional
Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com