Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pollycarpus Kantongi Tiga Bukti Baru

Kompas.com - 07/06/2011, 19:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim kuasa hukum Pollycarpus Budihari Priyanto, terpidana 20 tahun terkait kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia, M Munir, menyatakan telah mengantongi tiga bukti baru (novum) untuk menguatkan pengajuan peninjauan kembali (PK).

Salah satu novum itu adalah putusan bebas terdakwa dalam kasus sama, mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Mayjen (Purn) Muchdi PR.

"Karena dalam perkara Muchdi dan perkara Polly disebutkan, antara Muchdi dan Polly ada komunikasi by phone. Ternyata Muchdi dianggap tidak terbukti dan bebas," ujar kuasa hukum Pollycarpus, M Assegaf, seusai menghadiri persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2011).

Selain itu, tambah Assegaf, kliennya juga telah membuat perhitungan matematis tentang lokasi peracunan berdasarkan surat-surat putusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung (MA).

Menurut Assegaf, Pollycarpus tidak pernah bertemu dengan Munir di Coffee Bean Bandara Changi, Singapura. "Jadi, walaupun ada peristiwa peracunan, pasti itu terjadinya di dalam pesawat, bukan di Coffee Bean. Dan, dia (Polly) juga tidak pernah tahu Coffee Bean itu di mana," tambahnya.

Ketiga, lanjut Assegaf, novum yang akan diajukan adalah keterangan saksi, yakni beberapa orang kru pesawat yang bersama Polly menaiki mobil penjemputan dari Garuda. Menurut Assegaf, saat tiba di Bandara Changi, Pollycarpus beserta kru lainnya langsung menaiki mobil penjemputan Garuda untuk check in di Hotel Apollo.

"Ada dua orang nanti saksi-saksinya. Tapi, belum bisa kita kasih tau sekarang karena nanti bisa dikejar-kejar oleh kalian. Nanti saja di persidangan selanjutnya," ucap Assegaf.

PN Jakarta Pusat hari ini menggelar sidang PK yang diajukan terpidana 20 tahun penjara, Pollycarpus Budihari Priyanto. Namun, sidang itu ditunda hingga Rabu (15/6/2011) karena pihak Pollycarpus meminta izin untuk menyiapkan novum terkait kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com