Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laguna Kepulauan Anambas Siap Bersolek

Kompas.com - 07/06/2011, 18:33 WIB

Oleh: Laksana Agung Saputra

”Laguna ini salah satu yang terbaik di dunia, sekelas Bora-Bora di Tahiti,” kata Peter Michael Timmer (58), pemilik PT Tembesu Development. Laguna yang masih ”perawan” itu siap bersolek dan menggoda petualang bahari untuk menyambanginya. Asal tahu saja, orang Singapura sudah menyentuhnya.

Peter, pria berkebangsaan Amerika Serikat itu, amat antusias menjelaskan keistimewaan laguna yang tengah ”diincarnya” di gugusan selatan Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.

Laguna adalah semacam danau air laut yang terpisah dari lautan lepas karena bentang alam yang membentuknya. Di beberapa tempat, laguna berbentuk seperti teluk pada pulau utama (mainland), tetapi garis pantai terluarnya tersekat hamparan pasir atau karang.

Di gugusan Pulau Bawah dan di Bora-Bora, laguna dibentuk oleh gugusan pulau di tengah lautan lepas. Ketika air laut sedang surut, gugusan pulau akan tersambung punggungan pasir membentuk pembatas antara air laut di dalam dan di luar gugusan pulau.

Gugusan Pulau Bawah di Kepulauan Anambas terdiri atas lima pulau, yakni Bawah, Sanggah, Murbah, Lidi, dan Elang. Semuanya tak berpenghuni. Formasi kelima pulau itulah yang membentuk laguna, sebut saja Laguna Pulau Bawah. Luas total daratannya sekitar 100 hektar.

Air laut di kawasan laguna sangat jernih. Dari atas permukaan air, kita bisa melihat jelas obyek sampai ke dasar laguna, termasuk ikan-ikan karang. Dasar laguna berupa pasir putih dengan sebaran terumbu karang di sejumlah titik. Pulau terbesar dalam gugusan, yakni Pulau Bawah, berpantai pasir putih.

Tentu bukan tanpa alasan jika Peter mengklaim Laguna Pulau Bawah sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Setidaknya, pengalaman dia berkunjung ke sejumlah laguna terbaik di dunia cukup menjadi referensi.

Peter bahkan telah mengelola dua laguna, yakni di Filipina dan Thailand. Dibanding dua laguna yang telah dikelolanya, kondisi Laguna Pulau Bawah disebutkannya jauh lebih menawan.

Selama ini, Laguna Pulau Bawah telah dikunjungi wisatawan meski jumlahnya masih tergolong minim. Kebanyakan adalah pelancong dari luar negeri yang menggunakan yacht atau kapal rekreasi berukuran mini. Artinya, laguna yang di dalam negeri kurang dikenal tersebut justru sudah lumayan dikenal pelaku wisata bahari dari mancanegara.

PT Tembesu Development bekerja-sama dengan PT Pulau Bawah (gabungan tiga investor asing) telah menyatakan berminat mengelola Laguna Pulau Bawah. Gabungan investor tersebut belum lama ini mengajukan proposalnya kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas.

Dalam proposal, investor tengah menyiapkan rencana induk terinci guna pembangunan Laguna Pulau Bawah. Sebanyak 200 vila sedianya akan dibangun tersebar di lima pulau dengan segala fasilitas pendukung.

”Konsepnya adalah wisata alam. Yang perlu kita lakukan mulai sekarang dan seterusnya adalah menjaga laguna ini agar tetap murni dan bersih seperti yang ada sekarang,” ujar Peter.

Target pasarnya adalah Singapura yang berjarak 150 mil (sekitar 241,40 kilometer) dari Laguna Pulau Bawah. Pengelola berencana menyediakan pesawat terbang air dari Singapura ke Laguna Pulau Bawah dengan jarak tempuh satu jam. Pesawat yang dimaksud bisa lepas-landas dan mendarat di air.

Wahana yang ditawarkan adalah segala hal yang menyangkut wisata bahari khas alam tropis dengan eksotisme lanskap laguna. Di antaranya, kegiatan menyelam, berenang, memancing, dan mandi sinar matahari.

Gubernur Kepri Muhammad Sani, menempatkan sektor pariwisata sebagai salah satu orientasi pengembangan Kabupaten Kepulauan Anambas, selain sektor perikanan dan kelautan. Laguna Pulau Bawah diharapkan menjadi pionir yang akan mengangkat potensi wisata bahari lainnya di kabupaten yang mekar dari Kabupaten Natuna per 2009 itu.

Kepulauan Anambas yang 98,73 persen wilayahnya berupa lautan, memiliki 238 pulau. Banyak di antaranya yang potensial dikembangkan menjadi obyek pariwisata karena memiliki pantai sangat indah. Sebagian besar di antaranya masih perawan dan tak berpenghuni.

Karakter umumnya adalah pantai pasir putih, air laut jernih dengan terumbu karang yang masih terjaga, dan masih banyaknya ikan karang yang berseliweran di pantai. Sementara pulau-pulaunya masih berupa hutan. Salah satunya adalah Pantai Padang Melang di Pulau Jemaja. Pantai dengan barisan vegetasi pohon kelapa di sepanjang garis pantainya itu dihampari pasir putih sepanjang 8 kilometer.

Sejumlah pulau di Kepulauan Anambas juga menjadi habitat penyu. Misalnya di Pulau Keramut dan Pulau Mangkai.

Akibat populasi penyu terus anjlok menyusul perburuan liar oleh manusia, Pemerintah Provinsi Kepri melakukan upaya konservasi mulai tahun ini dengan membentuk kelompok masyarakat konservasi di Pulau Mangkai. Kegiatan ini diproyeksikan memperkaya wahana wisata bahari.

Demikian pula budidaya ikan laut dan lobster. Pemberdayaan ekonomi rakyat itu diproyeksikan menjadi wahana pariwisata yang menarik jika dikemas dengan baik, selain menjamin tersedianya bahan baku kuliner seafood yang masih segar.

Bupati Kepulauan Anambas T Mukhtaruddin mengakui, sejumlah investor asing telah menyatakan tertarik dengan potensi pariwisata di Kepulauan Anambas. Di antaranya dari Perancis, Australia, Singapura, dan Malaysia.

Survei sudah dilakukan. Tinggal bagaimana perhitungan bisnisnya. Salah satu tantangannya adalah menyediakan infrastruktur transportasi dan penginapan yang nyaman dan aman.

Diperlukan sinergi lintas sektoral....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com