Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Priyo: Polisi Harus Usut Kasus Peti Mati

Kompas.com - 06/06/2011, 11:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai kiriman peti mati ke sejumlah kantor media di Jakarta, Senin (6/6/2011), sebagai bentuk teror terhadap media. Priyo menyesalkan ulah pengirim yang menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi.

"(Ini) Bentuk teror yang sudah mengaitkan dunia mistik, (dari) bentuk buku dulu, hari ini sudah meningkat, ke dunia mistik," ungkapnya di Gedung DPR, Senin pagi.

Oleh karena itu, politikus Golkar ini mendesak aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas pengirim paket peti mati berisi taburan bunga dan sejumlah tulisan tersebut. Lagi pula, lanjutnya, kebebasan pers seharusnya didukung oleh semua elemen negara dan masyarakat untuk mendukung tumbuhnya demokrasi yang sehat.

"Karena ini bentuk teror, minta kesediaan aparat penegak, menyingkap, apalagi dikirim ke media massa nasional. Oleh karena itu, saya menyesalkan, biarlah media menemukan dunianya, media harus bertanggung jawab, atas nama apa pun, berita-berita menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga tak perlu ditakut-takuti mistis semacam ini," tutur Priyo.

Pagi ini sejumlah kantor media dikejutkan oleh kiriman paket peti mati. Kompas.com menerima paket peti mati ukuran anak-anak yang bertuliskan R.I.P atau rest in peace (requiescat in pace) di atasnya. Di bagian dalam terdapat taburan bunga dan setangkai mawar putih.

Selain itu, ada kertas bertuliskan www.restinpeacesoon.com dan tulisan "You are number # 661". Menurut informasi yang diterima Kompas.com, peti mati juga dikirimkan ke media massa nasional lainnya, seperti Jakarta Post, Tempo, Okezone.com, Detik.com, serta stasiun televisi Metro TV, RCTI, SCTV, dan Antv.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com