Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romo Magnis Bertutur tentang Indonesia

Kompas.com - 05/06/2011, 09:26 WIB

KOMPAS.com — Romo Franz Magnis-Suseno, seorang filsuf dan staf pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, genap berusia 75 tahun pada 26 Mei 2011. Romo Magnis telah 50 tahun di Indonesia. Kompas mewawancarainya untuk mendapatkan pemikirannya mengenai berbagai persoalan bangsa.

Apakah Romo berolahraga atau melakukan olah batin?

Tentu, dari sudut rohani, yang terus mempertahankan saya adalah bahwa saya merasa dilibatkan dan terlibat dalam nasib bangsa ini. Nasib bangsa ini ada pasang-surut, tetapi tidak pernah membosankan. Selalu ada sesuatu yang baru dan menantang. Saya juga terlibat dengan Gereja Katolik. Saya menganggap sangat penting gereja saya menempatkan diri secara benar dalam masyarakat Indonesia yang plural dengan struktur tertentu, yaitu bahwa kalau umat saya bisa melakukan itu (menempatkan diri secara benar dalam masyarakat), dia bisa menyumbangkan sesuatu bagi perdamaian, kesejahteraan, dan suasana baik dalam masyarakat.

Apa pandangan Romo terhadap kondisi bangsa saat ini?

Saya belum pesimistis. Soalnya, saya sudah 50 tahun lebih di Indonesia, mengalami beberapa guncangan paling serius dalam sejarah Indonesia. Jadi, bayangkan tahun 1965-1966, lalu macam-macam peristiwa, sampai 1998, dan perkembangan demokrasi. Kesan saya, sebetulnya bangsa Indonesia memiliki lebih banyak substansi dan stamina daripada yang sering dikatakan orang. Jadi, tidak betul bahwa nasionalisme sudah menguap. Itu kadang-kadang kelihatan. Saya melihat bahwa Indonesia biasanya keluar dari krisis sedikit lebih baik daripada sebelumnya. Memang tidak ada kemajuan lurus, tetapi situasi tidak menjadi lebih jelek. Itu masih pada umumnya.

Saya juga punya latar belakang perbandingan dengan negara lain. Jangan mengharapkan bangsa seperti Indonesia yang secara mendadak dengan irama yang dipaksakan dari neokolonialisme dan imperialisme keluar dari tradisinya, dipaksa menjadi bangsa modern—modernitas untuk sebagian berarti lahan eksploitasi luar negeri—bahwa itu lalu berjalan mulus. Katakanlah, ada proklamasi kemerdekaan, lalu kami makin lama makin cepat menjadi demokrasi yang mantap, ya tidak.

Mengapa sejak reformasi korupsi dan radikalisme agama terus berkembang?

Itu yang menjadi tantangan yang paling besar. Kita sudah memiliki kemajuan dalam struktur demokrasi meskipun belum mantap, terutama hak asasi manusia betul-betul berakar dalam konstitusi. Namun, yang tidak berhasil adalah..........(selengkapnya baca Harian Kompas, Minggu 5 Juni 2011, halaman 23)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Jokowi, Unggah 3 Foto Bareng di Instagram

Nasional
Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Ingin Usung Kader Sendiri di Jakarta, PDI-P: Bisa Cagub atau Cawagub

Nasional
PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

PDI-P Siapkan Kadernya Jadi Cawagub Jabar Dampingi Ridwan Kamil

Nasional
6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

6 Jaksa Peneliti Periksa Berkas Pegi Setiawan

Nasional
Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Mendagri: Pj Kepala Daerah yang Maju Pilkada Harus Mundur dari ASN Maksimal 40 Hari Sebelum Pendaftaran

Nasional
Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi 'Online', Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Polri Punya Data Anggota Terlibat Judi "Online", Kompolnas: Harus Ditindak Tegas

Nasional
Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Merosot, Demokrat: Kami Hormati Golkar

Nasional
Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan 'Legacy' Baik Pemberantasan Korupsi

Ulang Tahun Terakhir sebagai Presiden, Jokowi Diharapkan Tinggalkan "Legacy" Baik Pemberantasan Korupsi

Nasional
Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Bansos untuk Korban Judi Online, Layakkah?

Nasional
Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Mendagri Minta Tak Ada Baliho Dukungan Pilkada Pj Kepala Daerah

Nasional
Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Gangguan Sistem Pusat Data Nasional, Pakar: Tidak Terjadi kalau Pemimpinnya Peduli

Nasional
Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Dari 3 Tahun Lalu, Pakar Prediksi Gangguan Sistem Bakal Menimpa PDN

Nasional
Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Dompet Dhuafa Distribusikan Sekitar 1.800 Doka di Jateng

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Mayoritas Kelas Bawah hingga Atas Puas Atas Kinerja Jokowi di Bidang Ekonomi

Survei Litbang "Kompas": Mayoritas Kelas Bawah hingga Atas Puas Atas Kinerja Jokowi di Bidang Ekonomi

Nasional
PDN Kominfo Gangguan, Pakar: Ini Krisis Besar, Punya Skenario Penanggulangan?

PDN Kominfo Gangguan, Pakar: Ini Krisis Besar, Punya Skenario Penanggulangan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com