Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Persilakan Demokrat Jemput Nazar

Kompas.com - 03/06/2011, 17:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempersilakan Partai Demokrat untuk menjemput kadernya, M Nazaruddin, yang tengah berada di Singapura. Wakil Ketua KPK M Jasin mengatakan, langkah Demokrat tersebut justru mempermudah KPK. Lembaga antikorupsi itu berencana memeriksa Nazaruddin sebagai saksi dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.

"Mempermudah KPK untuk memeriksa kalau ada agenda untuk pemeriksaan didasarkan untuk kepentingan penyidikan," kata Jasin saat dihubungi, Jumat (3/6/2011).

M Nazaruddin disebut-sebut sebagai atasan Mindo Rosalina Manulang, salah satu tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games. KPK berencana memeriksa Nazaruddin terkait Rosa. Namun, Nazaruddin pergi ke Singapura pada tanggal 23 Mei 2011, atau sehari sebelum surat cegah atas dirinya diterbitkan, 24 Mei lalu.

Terkait kepergian Nazaruddin, atas dasar tanggung jawab moral, Partai Demokrat membentuk tim penjemput Nazar. Menurut Jasin, Partai Demokrat tidak perlu berkoordinasi terlebih dahulu dengan KPK jika ingin menjemput mantan bendahara umumnya itu.

"Yang menyangkut hukum bisa saja koordinasi. Kalau yang tidak menyangkut hukum, hanya untuk kepentingan parpol (partai politik) ya bisa saja tidak harus koordinasi," ujarnya.

Jasin melanjutkan, tidak ada ketentuan dalam undang-undang yang menyatakan bahwa seseorang harus berkoordinasi dengan KPK dalam mencari seseorang jika kepentingannya berbeda dengan kepentingan KPK. Ia menambahkan, KPK juga tidak merasa didahului jika Demokrat menjemput Nazaruddin. "Kan kepentingannya berbeda," tambah Jasin.

Hingga saat ini, KPK juga belum mengeluarkan surat pemanggilan Nazaruddin sebagai saksi. "Kita kan menghimpun informasi sedalam-dalamnya untuk mempersiapkan pemanggilan itu, jadi bukan asal panggil saja," katanya.

Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua mengatakan, tim yang dipimpin Sutan Bhatoegana telah bertolak ke Singapura pada Rabu (1/6/2011). Namun, ia belum menerima laporan apakah sudah bertemu dengan Nazaruddin atau belum. Secara terpisah, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok mengungkapkan sebaliknya. Menurut Mubarok, tim sudah bertemu dengan Nazaruddin. Akan tetapi, ia enggan menyebutkan apa substansi pertemuan. Hanya saja, menurut dia, dalam pertemuan itu Nazaruddin menyatakan niatnya untuk kembali ke Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

    TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

    Nasional
    ASN yang Tarik Lengan Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

    ASN yang Tarik Lengan Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

    Nasional
    Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

    Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

    Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

    Nasional
    Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

    Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

    Nasional
    Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

    Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

    Nasional
    Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

    Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

    Nasional
    Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

    Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

    Nasional
    Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

    Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

    Nasional
    Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

    Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

    Nasional
    3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

    3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

    Nasional
    Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

    Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

    Nasional
    Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

    Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

    Nasional
    Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

    Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

    Nasional
    KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

    KSAL Berharap TKDN Kapal Selam Scorpene Lebih dari 50 Persen

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com