JAKARTA, KOMPAS.com — Abu Bakar Ba'asyir, Amir Jamaah Anshorud Tauhid, menilai pernyataan Polri yang mengait-ngaitkan dirinya dengan aksi bom bunuh diri di dalam Masjid Adz-Dzikro di Markas Polres Kota Cirebon, Jawa Barat, yang dilakukan M Syarif tidak berdasar.
"Itu ngawur, bodoh. Saya nggak kenal Syarif," kata Ba'asyir sebelum sidang atas dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (25/5/2011).
Ba'asyir dimintai tanggapan mengenai pernyataan Polri bahwa ia pernah membaiat Syarif di Tasikmalaya tahun 2008. Setelah itu, menurut Polri, Syarif bergabung dengan JAT wilayah Cirebon.
Namun, Ba'asyir mengaku tidak tahu apakah Syarif pernah ia baiat atau tidak. Ia juga mengaku tidak tahu apakah Syarif adalah anggota JAT wilayah Cirebon. Ba'asyir hanya mengakui, semua calon anggota terlebih dulu dibaiat sebelum bergabung dengan JAT. "Itu ada aturannya di Islam," katanya.
Menurut Ba'asyir, jika memang benar Syarif adalah anggota JAT, tindakan meledakkan diri itu adalah tindakan pribadi, bukan atas nama JAT. "Itu pribadi. Saya sudah katakan, caranya itu ngebom masjid tidak betul," katanya.
Pernyataan Ba'asyir itu berbeda dengan pernyataan tim pengacaranya. Achmad Michdan, koordinator tim pengacara Ba'asyir, mengatakan, tidak ada tradisi baiat dalam JAT. "JAT tidak mengenal sistem baiat," katanya dalam pembelaan atau pleidoi atas tuntutan jaksa penuntut umum.
Michdan menambahkan, JAT wilayah Cirebon telah lama dibekukan JAT Pusat di Solo, Jawa Tengah. Namun, tak dijelaskan alasan pembekuan. "Sumber informasi yang diterima Polri sangat memprihatinkan," kata Michdan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.