Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Gedung Baru Tak Dibatalkan

Kompas.com - 24/05/2011, 18:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung mengatakan, walaupun pimpinan DPR telah membatalkan proses tender pembangunan gedung baru DPR, tidak berarti rencana pembangunan dibatalkan sama sekali. Menurut dia, kemungkinan pembangunan gedung baru DPR tersebut akan dilakukan pada periode mendatang.

"Kemarin sudah disampaikan oleh Marzuki bahwa masih banyak persoalan, baik teknis maupun nonteknis. Jadi, intinya memang dibekukan, tetapi rencananya mungkin akan diteruskan pada periode yang akan datang. Bisa periode depan atau periode berikutnya," kata Pramono seusai mengikuti diskusi bertajuk "Kembalikan DPR kepada Rakyat" di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (24/5/2011).

Pramono menambahkan, keputusan pembatalan tersebut berdasarkan temuan Kementerian Pekerjaan Umum bahwa masih ada kesalahan dan kekurangan dalam pengadaan dan desain gedung. Sementara untuk hal yang bersifat tidak mendesak, seperti penempatan ruang kerja bagi staf ahli dan berkas-berkas anggota DPR, masih dapat disiasati dengan berbagai cara.

"Misalnya mungkin perlu dilakukan sedikit renovasi di ruang-ruang kerja yang sudah ada di bangunan lama. Jadi, kalau urgensinya masih belum penting, kita akan lihat dari efisiensi penggunaannya," ujar Pramono.

Seperti diberitakan, Senin (23/5/2011) kemarin, berdasarkan rapat konsultasi Badan Urusan Rumah Tangga DPR dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Ketua DPR Marzuki Alie memutuskan membatalkan proses tender pembangunan gedung baru DPR yang sedang berlangsung. Pembatalan tersebut dilakukan karena DPR menangkap ada "kenakalan" dalam perencanaan sebelumnya.

DPR mempertanyakan hasil kajian kementerian itu yang menyebutkan penurunan jumlah anggaran dan minimalisasi desain yang diterima dari kementerian awal pekan lalu. Kementerian merekomendasikan angka Rp 777 miliar dan minimalisasi lantai menjadi 26 lantai, dengan tetap memanfaatkan penggunaan Gedung Nusantara I DPR. Padahal, sebelumnya, tim teknis perencana pembangunan gedung baru yang terdiri dari tim Sekjen DPR, tim konsultan, dan perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum memutuskan angka di atas Rp 1 triliun, dengan jumlah 27 lantai menjadi 33 lantai, kemudian 27 lantai. Keputusan ini juga diambil dengan tetap memanfaatkan Gedung Nusantara I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com