JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan, pertemuannya dengan M Nazaruddin, Senin (23/5/2011) sore, hanyalah kebetulan. Dalam pertemuan itu, Marzuki menyempatkan diri memberi nasihat kepada Nazaruddin yang tengah dibelit dugaan kasus suap Sesmenpora Wafid Muharam.
"Saya cuma sebagai orang yang lebih senior dan yang lebih tua saja agar hidup dijalani dengan keikhlasan dan kebenaran. Saya juga pernah mengalami. Jalani saja takdir dengan kesabaran," katanya di Gedung DPR, Senin malam.
Politisi Demokrat ini mengaku hanya mencurahkan pengalaman yang sama kepada Nazaruddin bahwa dirinya dulu juga pernah difitnah melakukan korupsi ketika menjabat sebagai pimpinan di salah satu BUMN, bahkan sampai dipolitisasi. Padahal, waktu itu, sebagai pemimpin, dirinya menilai sudah mampu membawa kemajuan pada perusahaan yang dipimpinnya.
"Saya hanya curhat pengalaman yang sama. Dia kan susah. Kalau susah, kita kasih nasihat kan bagus. Dia kader kita, orang kita. Wajib kita nasihati," katanya.
"Dia kan merasa dizalimi dan dipolitisasi. Wajar kan. Saya menasihati sebagai kakak. Apalagi di dunia politik karena politik ini kan sangat kejam. Kita harus ikhlas saja menerimanya," lanjutnya kemudian.
Marzuki membantah berbicara empat mata dengan Nazaruddin karena turut pula politisi Demokrat lainnya, Sutan Bathoegana dan Max Sopacua. Meski memberikan nasihat untuk bersabar, Marzuki mengatakan tidak dalam posisi menilai Nazaruddin benar atau tidak. "Saya tak melihat apa pun. Bukan konteks saya. Bukan domain saya. Saya hanya jelaskan tentang hidup saja," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.