TALKEETNA, KOMPAS
Wartawan Kompas
Menurut Harry, keempat pendaki yang berhasil mencapai puncak Denali adalah Fajri Al Luthfi, Iwan Irawan, Martin Rimbawan, dan Nurhuda. Mereka didampingi dua pemandu dari American Alpine Institute (AAI), Kurt Hicks dan Aili Farquhar. Denali adalah puncak tertinggi di Amerika bagian utara.
Dua pendaki lain, Ardeshir Yaftebbi dan Popo Nurakhman, tidak melanjutkan pendakian ke puncak dan turun di ketinggian 5.900 mdpl dengan ditemani Dan Otter, pemandu lain.
Tim memulai pendakian ke puncak (summit attack) dari kamp terakhir (high camp) di ketinggian 5.245 mdpl sekitar pukul 11.00 dengan hanya membawa ransel berisi bekal makanan dan minuman. Saat itu temperatur mencapai minus 20 derajat celsius. ”Di puncak cuaca cukup cerah, tetapi dingin. Kecepatan angin hanya sekitar 30 kilometer per jam,” kata Kurt Hicks.
Untuk sampai ke puncak, pendaki harus melalui medan menanjak, kemudian menyusuri punggungan sempit nan terjal yang berselimutkan es.
Perjalanan ke puncak ini sangat rawan. Dalam seminggu terakhir tercatat dua kecelakaan terjadi saat perjalanan ke puncak dan menyebabkan dua pendaki dari tim lain tewas.
Setelah mengibarkan Merah Putih dan mengambil foto, para pendaki dari perhimpunan Wanadri itu langsung kembali lagi ke kamp terakhir dan tiba pada Senin sekitar pukul 04.00 (Selasa WIB). Lama perjalanan naik ke puncak dan kembali ke kamp mencapai 17 jam. ”Kami sampai di high camp dalam keadaan
Begitu tiba di kamp terakhir dan beristirahat, para pendaki langsung bergerak turun pada hari yang sama dan bermalam di kamp dua (3.350 mdpl). Tim dijadwalkan tiba di kamp utama (base camp) antara 18 dan 19 Mei mendatang.
Karena sinyal yang terbatas, komunikasi dengan pendaki sulit dilakukan. Telepon satelit yang dibawa Kompas dan Metro TV tidak memperoleh sinyal saat berada di Denali. Komunikasi hanya bisa dijalin melalui telepon satelit yang dibawa pemandu, tetapi kerap terputus.