Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan, 1.000 Orang Indonesia ke Taiwan

Kompas.com - 28/04/2011, 07:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menyatakan, dalam sepekan rata-rata 1.000 TKI tiba di Bandara Taoyuan Taiwan.

Jumhur dalam surat elektronik yang dikirimkannya setibanya di Taiwan, Rabu (27/4/2011) malam, mendapat penjelasan dari petugas Council of Labor Affair (CLA) di Bandara Taoyuan yang melayani TKI.

Kantor CLA di Bandara Taoyuan berada di bawah Kementerian Tenaga Kerja Taiwan yang bertugas melayani kedatangan dan kepulangan tenaga kerja asing, termasuk TKI.

Jumhur mendapat penjelasan dari dua petugas CLA, Johan dan Denny, mengenai tugas pelayanan CLA, terutama menjemput TKI yang baru tiba di Bandara Taoyuan untuk diberi pengarahan terkait keadaan di Taiwan, antara lain budaya, hukum, peran agensi/penyalur TKI, serta karakter majikan maupun pekerjaan.

Setelah itu, mereka dibawa ke agensi atau penyalur TKI untuk mulai bekerja sesuai masing-masing sektor. TKI di Taiwan sebagian besar bekerja sebagai penata laksana rumah tangga, pengasuh jompo, dan awak buah kapal.

Namun, CLA dengan 30 petugas juga melakukan pendampingan atas permasalahan TKI yang akan kembali ke Indonesia melalui Bandara Taoyuan.

Jumhur mengatakan, untuk kepulangan TKI, CLA menangani permasalahan TKI berupa gaji atau upah lembur yang tidak dibayar, pemotongan gaji yang tidak adil oleh agen, kabur dari majikan atau agen sebelum kontrak habis, penganiayaan dan tindakan majikan yang tidak pantas, tabungan TKI yang ditahan agen, dan sebagainya.

Petugas CLA, katanya, menindaklanjuti masalah TKI ke Kementerian Tenaga Kerja Taiwan untuk diatasi dan mereka juga menerima pengaduan TKI per telepon.

Jumlah TKI di Taiwan sekitar 160.000 orang, saat ini merupakan tenaga kerja asing terbanyak di negeri itu, dibandingkan dengan negara lain yang juga menempatkan tenaga kerjanya di Taiwan, seperti dari Vietnam, Thailand, bahkan dari Filipina yang merupakan pesaing utama Indonesia dalam menempatkan tenaga kerja di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com