JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Demokrat Ruhut Sitompul ditunjuk oleh Sekretariat Jendral DPR RI untuk menjadi kuasa hukum dewan dalam merespon gugatan Lembaga Advokasi Hukum Indonesia Raya (Laskar) Partai Gerindra ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait rencana pembangunan gedung baru DPR yang menelan biaya Rp 1,138 triliun.
"Kan kami dari Komisi III yang dulu profesinya advokat sekarang menjadi lawyer yang berkaitan segala gugatan kepada DPR, baik di MK, di pengadilan umum, perdata, dan pidana, termasuk soal gedung baru ini," katanya kepada Kompas.com, Senin (25/4/2011).
Menurut Ruhut, surat kuasa dari Setjen DPR RI sudah turun. Namun belum diterimanya karena masih dalam masa reses. Oleh karena itu, kinerja tim kuasa hukum juga akan mulai aktif setelah reses usai pada 8 Mei.
Mengenai ketidakhadiran perwakilan DPR pada sidang perdana gugatan pekan lalu, Ruhut mengatakan, memang tidak bisa menghadirinya karena juga tengah menangani gugatan lainnya, yaitu dalam kasus Lily Wahid dan Effendy Choirie. Pada pekan lalu, Ruhut mengaku belum menerima surat kuasa untuk menangani kasus gedung baru. "Dan ini lagi reses. Aku juga orangnya kan mobile, jadi susah," tambahnya.
Ruhut optimistis DPR tak akan kalah dalam menghadapi gugatan LSM-LSM tersebut dalam rencana pembangunan gedung baru. Pasalnya, ia menilai gugatan tidak pada tempatnya. Dana pembangunan gedung baru sudah digelontorkan, bahkan sejak kepemimpinan Agung Laksono pada DPR periode lalu. Jumlahnya pun lebih bengkak daripada dana yang dianggarkan di masa kepemimpinan Marzuki Elie.
"Jadi, apa sekarang ini tidak akan dibangun? Kan memang sudah ada posnya. Kenapa enggak untuk jalan dan sekolah kata orang-orang itu kemarin, ya kalau itu kan sudah ada posnya 20 persen itu. Sudah ada semuanya posnya itu. Yang gugat itu kan orang-orang yang enggak ngerti masalah. Dana itu kan masing-masing sudah ada posnya. Kalau ada kegenitan dari fraksi-fraksi yang menolak kemarin, itu kan pencitraan untuk 2014," papar dia. "Janganlah gitu, rakyat kita sudah cerdas. Di paripurna enggak ada yang protes juga kan, setuju-setuju semua. Ya mereka itu kan cuma untuk cari citra aja," tandasnya.
Baca juga Esok, Ibas-Aliya Bertunangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.