Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Bom Patungan Dana

Kompas.com - 23/04/2011, 17:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyatakan, jaringan baru tersangka yang diduga akan melaksanakan rencana pengeboman gereja di Serpong melakukan aksi mereka dengan mengumpulkan uang dari masing-masing anggota jaringan.

Namun, Boy belum menyampaikan berapa dana yang dikeluarkan ke jaringan tersebut untuk merakit bom. "Anggaran yang mereka kumpul melalui patungan," ujar Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Sabtu (23/4/2011).

Menurut Boy, jaringan yang sudah terbentuk hampir lima tahun terakhir ini mengumpulkan dana untuk membeli bahan-bahan rakitan bom di Jakarta dan Jawa Barat. Kepolisian menduga, jaringan yang dipimpin P dan J ini membeli bahan bom melalui pasar gelap (black market).

"Tempat pembeliannya black market masih akan kami telusuri lagi," kata Boy. Dalam jaringan ini, tutur Boy, hanya dua sampai tiga orang yang merakit bom, sementara yang lainnya diduga membantu merencanakan dan memberikan subsidi logistik. Adapun IF yang diketahui lebih kenal dekat dengan P diketahui dimanfaatkan nantinya untuk meliput secara langsung aksi pengeboman di Gereja Christ Cathedral, Serpong.

"Sebelumnya mereka (jaringan teroris) grup baru, dulunya nonradikal. Namun, sekarang menjadi radikal," ujar Boy.

Seperti yang diketahui, jaringan ini sudah mempersiapkan bahan peledak berupa karbit sekitar 120 kilogram di kawasan Gereja Christ Cathedral, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Dalam penyisiran polisi, karbit tersebut diisi dalam 40 plastik, tiga di antaranya terdapat detonator dan timer. Bahan peledak itu ditemukan terkubur berada di gorong-gorong dekat pipa distribusi gas milik Perusahaan Gas Negara.

Bahan dalam wadah lima tas itu dirancang meledak pada Jumat pukul 09.00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com