CIREBON, KOMPAS -
Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, kepada pers di Markas Polres Kota Cirebon, Jumat sore, menjelaskan, insiden ledakan bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 12.20 saat shalat Jumat baru akan dimulai. ”Mohon kesabarannya, kami tengah menyelidiki dan menyidik. Mudah-mudahan segera terungkap semuanya,” kata Timur.
Kepala Bagian Perencanaan Polres Kota Cirebon Komisaris Sutisna, saat ditemui di RS Umum Pertamina Cirebon, mengatakan, ”Wajah orang itu bisa diidentifikasi karena wajahnya tidak mengalami luka. Orang itu luka di bagian perut, hampir bolong.” Hal senada dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai.
Timur menegaskan, polisi segera memperketat pengamanan di seluruh areal kepolisian.
Dr Nurjati, dokter di RS Pelabuhan Cirebon, yang merawat 28 korban ledakan, menuturkan, sebagian besar korban luka parah akibat serpihan logam, paku, dan baut. Hingga Jumat malam, jumlah korban yang menjalani rawat inap 22 orang, sedangkan enam orang menjalani rawat jalan. Korban luka termasuk Kepala Polresta Cirebon Ajun Komisaris Besar Herukoco.
Jenazah seorang pria yang diduga pelaku peledakan, menurut Timur, kemarin langsung dikirim ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta, untuk penyidikan.
Ledakan terjadi setelah khatib baru saja menyelesaikan khotbahnya. Dari baris ketiga, mendadak terdengar ledakan bom yang diduga disembunyikan di balik baju salah seorang jemaah. Akibat ledakan itu, kaca-kaca jendela masjid pecah dan sebagian atap masjid berlubang terkena letupan bom.
”Ada 28 korban luka-luka dan satu korban meninggal dunia. Polisi menduga kuat, satu-satunya korban meninggal adalah pelaku bom tersebut. Bom itu ditempatkan di badan pelaku, tetapi kami belum tahu bentuk dan jenisnya,” kata Timur.
Korban meninggal yang diduga sebagai pelaku itu diperkirakan berusia 25-30 tahun dengan tinggi 170 sentimeter. Jenazah korban yang belum bisa diidentifikasi langsung dikirim ke RS Polri Kramat Jati sekitar pukul 16.23. ”Korban luka parah di bagian atas perut sebelah kanan,” ujar Timur.