Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke 5 Negara, Komisi I Habiskan Rp 5,7 M

Kompas.com - 15/04/2011, 12:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mencatat, kunjungan Komisi I DPR RI ke lima negara menghabiskan biaya hingga Rp 5,7 miliar. Menurut Koordinator Advokasi dan Investigasi Fitra Ucok Sky Khadafi, jumlah ini baru dirilis setelah kemarin Fitra mencatat anggaran kunjungan kerja hanya Rp 4,5 miliar. Ia mengatakan, ada tambahan lebih dari Rp 1 miliar terkait tambahan informasi mengenai tujuan kunjungan kerja. 

Kemarin, Fitra hanya merilis kunjungan kerja Komisi I DPR akan dilakukan ke Amerika Serikat, Turki, Perancis, dan Rusia. Namun, hari ini, menurut Ucok, ada tambahan rombongan anggota Dewan yang akan berangkat ke Spanyol. "Ini diolah dari DIPA (daftar isian pelaksana anggaran) dan RK (rencana kerja) DPR tahun 2011," kata Ucok kepada Kompas.com, Jumat (15/4/2011). 

Setiap rombongan berisi 11 anggota Komisi dan akan tinggal selama seminggu di masing-masing negara tujuan. Fitra menyebut perjalanan ini lebih pada plesiran daripada kunjungan kerja. Pasalnya, biaya yang dihabiskan untuk masing-masing perjalanan rata-rata Rp 1 miliar. 

Fitra mencatat, perjalanan ke Perancis dan Spanyol yang keberangkatannya dijadwalkan kemarin menghabiskan biaya masing-masing Rp 944,59 juta dan Rp 1,201 miliar. Perjalanan ke Rusia dan Turki yang dijadwalkan berangkat pada 16 April menghabiskan biaya masing-masing Rp 1,286 miliar dan Rp 879,91 juta. 

Sementara itu, yang terbanyak, rombongan kunjungan kerja ke Amerika Serikat yang dijadwalkan pada minggu pertama Mei menghabiskan biaya sekitar Rp 1,405 miliar. "Dalam waktu satu bulan saja, anggota DPR telah menghabiskan pajak publik sebesar Rp 5,7 miliar. Padahal, publik memberikan pajak kepada negara, harus mengumpulkan duit dulu selama satu tahun, baru bisa membayar pajak kepada negara. Namun, anggota Dewan dengan "seenaknya" menghambur-hambur pajak rakyat dalam hitungan bulan saja," kata Ucok. 

Padahal, katanya, anggaran tersebut bisa dihabiskan untuk menyelamatkan 124 anak putus sekolah untuk memperoleh beasiswa dengan pagu Rp 46 juta per anak. Tentu saja, menurut Ucok, perjalanan mewah ini dinilai menyakitkan hati masyarakat. Apalagi, dilakukan oleh orang-orang yang disebut wakil rakyat. 

"Seharusnya anggota DPR bukan melakukan kunjungan kerja ke luar negeri dalam bulan April ini sebagai masa reses anggota Dewan. Pada saat reses, anggota DPR seharusnya mengunjungi konstituens mereka di daerah pemilihan masing-masing daripada hanya jalan-jalan ke luar negeri. Hal ini menandakan bahwa anggota Dewan sudah lepas diri dari tanggung jawab kepada konstituen, dan konstituen hanya dibutuhkan pada saat pemilu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com