Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Kirim Pasukan TNI

Kompas.com - 11/04/2011, 10:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah diminta untuk segera mengambil tindakan atas pembajakan kapal MV Sinar Kudus berikut 20 anak buah kapal warga negara Indonesia di Somalia. Ketua Fraksi PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo yang juga merupakan anggota Komisi I DPR mengatakan, pemerintah perlu mengambil langkah khusus terkait pembebasan.

"Demi kedaulatan RI dan harga diri bangsa, Pemerintah RI melalui TNI perlu mengirim pasukan khusus untuk membebaskan warga negara Indonesia yang tersandera," kata Sekjen PDI Perjuangan ini dalam keterangan pers tertulis, Senin (11/4/2011) pagi.

Informasi terakhir, Sabtu (9/4//2011), perompak menaikkan nilai tebusan karena PT Samudera Indonesia selaku pemilik kapal tak kunjung membayar tebusan sesuai permintaan perompak. Semula, perompak meminta 2,6 juta dollar AS. Namun, tebusan kemudian dinaikkan menjadi 3,5 juta dollar AS. Menurut Tjahjo, jumlah tebusan yang demikian besar tidak memungkinkan untuk diserahkan.

"DPR mendukung penuh pemerintah untuk melalukan upaya melalui operasi khusus bersenjata," ujar Tjahjo.

Kondisi kesehatan para ABK, berdasarkan informasi yang diterima pihak keluarga, semakin melelemah. Dari 20 ABK, 14 orang awak dikabarkan mengalami penurunan kondisi kesehatan, dan seorang di antaranya memerlukan perawatan.

Kabar mengenai perkembangan terakhir ini didapat setelah Masbukhin, salah satu anak buah kapal (ABK) yang disandera, menghubungi keluarganya di Kediri, Jawa Timur, Minggu (10/4/2011) petang.

Dari percakapan itu, Masbukhin yang merupakan Muallim 1 menginformasikan bahwa kondisi kapal dan awak kapal semakin kritis.

"Rata-rata kondisi ini karena tekanan psikis serta minimnya makanan dan bahan bakar," tutur Feby Susilo, adik ipar Masbukhin, yang menerima telepon tersebut.

Bahkan, seorang di antaranya, yaitu Slamet Riyadi (58), harus mendapatkan perawatan lebih karena sudah tidak mampu lagi berjalan.

Seperti diberitakan, kapal yang dikelola PT Samudera Indonesia Tbk itu telah dibajak di semenanjung Somalia dalam perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan, menuju Rotterdam, Belanda. Para pembajak mengambil alih kapal pada pukul 14.27 WIB, Rabu (16/3/2011).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com