Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Kami Tetap Tolak Gedung Baru

Kompas.com - 29/03/2011, 13:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Gerindra DPR menegaskan, pihaknya masih menolak rencana pembangunan gedung baru DPR hingga saat ini. Menurut Sekretaris Fraksi Gerindra Edi Prabowo, DPR masih harus menahan diri untuk membangun gedung baru di tengah kondisi masyarakat saat ini. Gerindra telah menyatakan penolakannya beberapa waktu lalu dan tak akan menempati ruangan anggota di gedung baru DPR.

"Fraksi kita tetap menolak. Dengan kondisi ini, tidak sebagai prioritas. Tapi masalah kemiskinan, subsidi BBM, kekurangan ini yang harus kita selesaikan. Kita harus menahan diri karena pembangunan ini tidak urgent. Kita bisa menahan," kata Edi di Gedung DPR, Selasa (29/3/2011).

Menurutnya, kalau sampai saat ini sikap Gerindra masih dipersoalkan karena di dalam rapat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) perwakilan Gerindra sudah setuju, Edi mengatakan, hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab salah satu pimpinan Fraksi Gerindra yang waktu itu hadir dalam rapat dan kemudian turut menyetujuinya.

"Gerindra masih menolak. Kami juga masih berpegangan itu kesalahan Wakil Ketua Fraksi Pius Lustrilanang sebagai Wakil Ketua BURT saja," tambahnya.

Anggota Komisi VI DPR ini mengatakan, fraksinya sudah mengirimkan dua kali surat penolakan. "Membangun gedung bukan tradisi Indonesia," tandasnya. 

Selain Gerindra, dua fraksi lainnya yaitu Fraksi PAN dan PDI Perjuangan juga menyatakan hal yang sama. Sekretaris Fraksi PAN Teguh Juwarno mengungkapkan, DPR harus menghentikan rencana pembangunan gedung yang dinilai terlalu mewah oleh masyarakat.

"Rencana pembangunan menuai penolakan yang luas, jadi aspirasi masyarakat menolak. DPR ditempatkan seolah-olah berhadapan dengan rakyat. Padahal, UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD menegaskan, salah satu wewenang DPR adalah menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Untuk itu, dengan berbagai pertimbangan, Fraksi PAN meminta agar seluruh proses pembangunan gedung DPR dihentikan sampai mendapat persetujuan dari masyarakat," kata Teguh dalam rapat paripurna DPR, hari ini.

Sementara itu, Ketua Fraksi sekaligus Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menyerukan agar DPR mengkaji ulang pembangunan gedung baru dan menunda target pembangunan yang akan dimulai pada 22 Juni mendatang.

Penolakan terhadap pembangunan gedung baru DPR setinggi 36 lantai kembali menguat setelah pada Jumat pekan lalu Sekretariat Jenderal DPR mengumumkan rencana pembangunan gedung yang akan dimulai pada Juni 2011. Saat ini panitia pembangunan gedung tengah memproses 11 perusahaan pendaftar yang akan mengikuti tender. Atas rencana ini, DPR juga terancam digugat class action oleh sejumlah LSM karena dinilai telah menyalahi prinsip pengelolaan keuangan negara.

Baca juga:  PDI-P Serukan Tunda Proyek Gedung Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com