Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syamsul: Yusuf Tahu Isi Perut PKS

Kompas.com - 23/03/2011, 19:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang pendiri Partai Keadilan yang sekarang menjadi Partai Keadilan Sejahtera, Syamsul Balda, mengungkapkan bahwa Yusuf Supendi mengetahui banyak hal tentang internal PKS. Yusuf yang juga pendiri PKS dan pernah menjadi anggota Dewan Syariat PKS itu mengetahui pelanggaran-pelanggaran moral anggota PKS.

"Beliau seorang sesepuh PKS, dia tahu isi perut PKS. Kalau dia bongkar, orang PKS semua kenal dia (Yusuf)," ujar Syamsul ketika dihubungi, Rabu (23/3/2011).

Seperti diketahui, Yusuf Supendi menuding sejumlah elite PKS melakukan pelanggaran etika anggota parlemen dan menggelapkan dana. Bahkan, dia melaporkan Sekjen PKS Anis Matta ke Komisi Pemberantasan Korupsi atas dugaan penggelapan dana kampanye Pemilihan Gubernur DKI 2007 dari Adang Daradjatun senilai Rp 10 miliar.

Menurut Syamsul, Yusuf yang diberhentikan dari keanggotaan PKS tahun lalu itu memiliki bukti terkait tudingannya. "Saya berkesimpulan apa yang disampaikan beliau (Yusuf) ada faktanya, dia punya dokumen dan fakta," ucap Syamsul.

Adapun Syamsul Balda pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Partai Keadilan pada 1999-2004. Dia juga keluar dari PKS karena diberhentikan.

Terkait tudingan Yusuf terhadap elite-elite PKS, para petinggi PKS enggan menggubris lebih jauh. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menegaskan belum akan mengambil sikap untuk melaporkan Yusuf ke polisi.

PKS pun tidak akan menyerang balik Yusuf dengan membeberkan aib Yusuf. PKS menilai tudingan Yusuf tersebut merupakan bagian dari serangkaian serangan terhadap PKS berkaitan dengan sikap politik PKS yang mendukung perguliran hak angket mafia perpajakan.

"Kita melihat rangkaiannya, Anis, ada video (mesum)-nya mirip Anis tapi bukan, majalah PKS backing penyelundupan daging, lalu kasus ini (tudingan Yusuf Supendi), dugaan kita memang ada warung gosip untuk mengumpulkan data orang-orang," ujar Wakil Sekjen PKS Fachri Hamzah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com