Jakarta, Kompas -
”Saya mengutuk keras teror-teror bom ini. Begitu juga pengiriman paket-paket yang diduga bom sehingga menimbulkan kekhawatiran dan rasa takut pada warga,” kata Fauzi di Balaikota, Jumat (18/3).
Ia juga mengingatkan warga, apabila menemukan paket atau sesuatu yang mencurigakan, segera laporkan kepada yang berwajib.
”Yang paling bisa melakukan pengamanan itu diri kita
Gedung-gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan diharapkan juga semakin meningkatkan sistem keamanan. ”Saya sudah mengeluarkan imbauan kepada seluruh pengelola gedung di Jakarta,” ungkapnya.
Sementara itu, pengiriman paket bom masih terus terjadi hingga kemarin. Sebuah paket bom ditemukan di tepi Jalan Bulevard, pintu masuk utama Perumahan Kota Wisata, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, lebih kurang 500 meter dari gerbang perumahan itu.
Paket bom itu ditemukan Mimi (40), tukang sapu Kluster Monaco, sekitar pukul 09.00. Ia melihat kantong plastik hitam yang di dalamnya terdapat kardus bertuliskan ”Ini Boom”.
Paket bom itu meledak setelah dipindahkan ke lokasi aman di Perumahan Kota Wisata oleh Tim Gegana Polda Jawa Barat. Namun, bom meledak sebelum diledakkan.
Berdasarkan pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri di lokasi, bom itu hampir sama dengan bom buku yang meledak di Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa lalu.
”Ini bukan pabrikan, tetapi rakitan,” ujar Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Dadang Rahardja.
Menurut Dadang, persamaan antara bom Kota Wisata dan bom buku di Utan Kayu terlihat dari jenisnya yang berdaya ledak rendah serta rangkaian bomnya. Namun, kemasannya berbeda. Dari tempat kejadian, Tim Puslabfor juga bisa mengumpulkan 95 persen rangkaian bom dan ditemukan semacam telepon yang diduga berfungsi sebagai timer.
Tak seperti paket bom sebelumnya yang disertai alamat pengirim fiktif dan calon penerima, pada bom kali ini tidak