Di Bandung, Jawa Barat, dalam jumpa pers tim dari Pusat Penelitian Mitigasi Bencana di Rektorat Institut Teknologi Bandung, Kamis, pakar teknologi seismik Tokyo Institute of Technology, Hiroaki Yamanaka—yang ke Indonesia untuk penelitian tiga hari setelah gempa Sendai—meminta maaf atas melesetnya prediksi atas gempa di Prefektur Miyagi, Jumat lalu.
”Kami tidak memerhatikan kemungkinan terjadi pergerakan secara bersama semua segmen di situ yang kemudian menghasilkan gempa dengan kekuatan 8,8 skala Richter,” katanya.
Kini yang menjadi kekhawatiran para ahli gempa, akankah Sesar Nankai terpengaruh oleh peristiwa gempa Miyagi yang baru lalu? Sebagai catatan, gempa 8,9 SR terjadi di Aceh pada Desember 2004 dan pada Maret 2005 terjadi gempa 8,7 SR di Nias.