Hal ini mengemuka pada acara doa yang digelar Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ), Perhimpunan Alumni dari Jepang (Persada), dan Yayasan Melati Sakura di kompleks Universitas Darma Persada (Unsada), Jakarta Timur, Kamis.
Acara tersebut dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar, Ketua Umum PPIJ Rahmat Gobel (yang juga Ketua Umum Persada dan Yayasan Melati Sakura), Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi, Duta Besar Kerajaan Jepang untuk Republik Indonesia Kojiro Shiojiri, Pemimpin
”Masyarakat Jepang sangat tangguh. Mereka tidak melihat bantuan dari nilainya. Bahkan, dengan niat kita (berempati) saja, sudah cukup,” kata Rachmat.
Dubes Jepang Kojiro Shiojiri mengatakan bahwa dirinya menghargai dan berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia terhadap masyarakat Jepang.
Di Kampus Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, pada saat yang hampir bersamaan, Kamis, para mahasiswa dan dosen universitas itu bahkan menggalang bantuan untuk korban gempa dan tsunami Jepang. Penggalangan bantuan berlangsung di dalam dan di luar area kampus.
Kegiatan yang dipusatkan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI ini sempat membuat haru mahasiswa Jepang yang tengah belajar di UI. Kegiatan serupa rencananya akan digelar di Kampus UI Salemba, Jakarta.
”Saya merasa tidak sendirian. Bencana itu membuat kami sangat sedih karena banyak teman yang keluarganya hilang. Untungnya ada yang peduli dengan bencana di Jepang,” tutur Kaori Morihara (26), warga Jepang yang studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Kaori bergabung dengan mahasiswa Program Pascasarjana Kajian Wilayah Jepang UI turut menggalang bantuan di Stasiun UI.
Di Bandung, Jawa Barat, dalam jumpa pers tim dari Pusat Penelitian Mitigasi Bencana di Rektorat Institut Teknologi Bandung, Kamis, pakar teknologi seismik Tokyo Institute of Technology, Hiroaki Yamanaka—yang ke Indonesia untuk penelitian tiga hari setelah gempa Sendai—meminta maaf atas melesetnya prediksi atas gempa di Prefektur Miyagi, Jumat lalu.
”Kami tidak memerhatikan kemungkinan terjadi pergerakan secara bersama semua segmen di situ yang kemudian menghasilkan gempa dengan kekuatan 8,8 skala Richter,” katanya.
Kini yang menjadi kekhawatiran para ahli gempa, akankah Sesar Nankai terpengaruh oleh peristiwa gempa Miyagi yang baru lalu? Sebagai catatan, gempa 8,9 SR terjadi di Aceh pada Desember 2004 dan pada Maret 2005 terjadi gempa 8,7 SR di Nias.