Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSM Tolak Pembangunan Gedung Baru DPR

Kompas.com - 16/03/2011, 20:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), yakni Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Transparency International Indonesia (TII), Indonesia Corruption Watch (ICW), Komite Pemilih Indonesia (TePI), dan Indonesia Budget Center (IBC), Rabu (16/3/2011),  mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka mengadukan dugaan korupsi dalam pendanaan pembangunan gedung baru DPR.

Menurut Koordinator LIMA Ray Sangkuti, pembangunan gedung DPR telah menyakiti hati masyarakat yang sebelumnya menolak pembangunan tersebut. ”Laporan kami terhadap pembangunan gedung DPR, khususnya mengenai tender konstruksi bangunan. Ini bagian penolakan kami dari awal, yang kami anggap sangat menyakiti perasaan masyarakat karena telah mengabaikan kritikan-kritikan mereka,” tutur Ray kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta.

Dalam laporannya, Ray meminta agar KPK menyelidiki dana untuk proses perencanaan pembangunan gedung DPR yang telah menghabiskan dana sebesar Rp 14,5 miliar. ”Kami meminta KPK untuk sementara menggagalkan proses pembangunan yang memakan biaya Rp1,13 triliun. KPK juga harus memberi sinyal bahwa penggunaan Rp14,5 miliar itu terlalu rendah akuntabilitasnya,” kata Ray.

Peneliti TII, Heni Yulianto, mengemukakan, pembangunan gedung DPR menunjukkan anggota DPR tidak memerhatikan aspirasi masyarakat. ”Ini langkah kami karena DPR tak mau dengarkan beban rakyat. Mereka masih ngotot meneruskan pembangunan gedung yang memakan biaya Rp1,13 triliun dan jasa konsultasi yang tidak transparan dan tidak akuntabel sebesar Rp14,5 miliar,” kata Heni.

Sementara itu, menurut peneliti ICW, Abdullah Dahlan, pembangunan tersebut dapat membuat pengeluaran negara sangat besar. ”Jumlah Rp 1,13 triliun itu cuma biaya pembangunan saja, belum biaya listrik dan segala macam. Jadi, sikap kita sekarang adalah menolak pembangunan dan mendesak KPK agar meriksa dana jasa konsultasi yang dilakukan secara tidak transparan sebesar Rp 14,5 miliar itu,” kata Dahlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com